Warga Kesulitan Air Bersih

Sumber:Media Indonesia - 26 Juni 2007
Kategori:Air Minum
JAKARTA (Media): Ledakan gardu induk Setiabudi dan gardu penghubung di Gang Haji Doel membuat warga sekitar lokasi mengalami kesulitan air bersih. Pasalnya, sebagian besar konsumen PLN di wilayah tersebut menggunakan pompa air listrik.

"Gara-gara gardu meledak, air sulit didapat," keluh Sujadi, 63, tokoh masyarakat di Jl Pedurenan Raya, Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, kemarin.

Sujadi tinggal di kelurahan tersebut sejak 1967, dan ia merasakan kejadian Minggu (24/6) pukul 12.26 WIB tersebut merupakan musibah terparah. "Biasanya yang menyusahkan kami adalah banjir. Ternyata tanpa listrik jauh lebih buruk," tandasnya.

Akibat tiada listrik, warga harus mencari air ke kelurahan lain, bahkan ada yang 'hijrah' ke sanak saudaranya di tempat lain. Mereka mengharapkan PLN segera menormalkan suplai listrik. Selama proses perbaikan berlangsung, Sujadi meminta PLN mendistribusikan generator untuk menopang kebutuhan listrik.

Dalam menanggapi keluhan warga, Manajer Distribusi PLN Jakarta Raya dan Tangerang, Moch Sulastyo menyatakan PLN akan menyediakan dua tangki air berukuran 10 ribu liter. Selain itu, sebagai bentuk kompensasi pemadaman selama 3x24 jam, PLN memberikan diskon 10% pada rekening listrik bulan depan.

General Manager PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Fahmi Mochtar menjanjikan keadaan pulih dalam dua hari ini. Sekarang ini pemulihan pasokan listrik sudah mencapai 80%. Pemulihan dilakukan dengan mengalihkan pasokan listrik wilayah Menteng, Sudirman, Kuningan, dan Tebet, yang sebelumnya melalui gardu induk Setiabudi ke gardu Mampang, Cawang, Manggarai, dan Karet.

Seperti diketahui, gardu induk dan gardu penghubung PLN meledak Minggu (24/6) pukul 12.26, sehingga sebagian Jakarta gelap. Kejadian itu juga menyebabkan empat orang luka bakar. Asrori, 30, salah satu korban, kemarin dini hari meninggal dunia di RSCM.

Asrori mengontrak rumah di Jl Pedurenan Gg H doel RT 07/08 Setiabudi. Saat kejadian korban sedang berada di dekat warung makan. Aliran listrik tegangan tinggi membakar dirinya maupun tiga korban lainnya yang sedang berada di depan rumah makan itu.

Asrori meninggalkan satu anak, Alvin, 5, dan istri Suniti, 23. Dia dimakamkan di kampung halamannya, Desa Candi Kemanan, Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dengan biaya ditanggung PLN.

Korban lainnya yang masih dalam perawatan di RSCM yakni Darono, 20, mengalami luka bakar di atas 60%. Sedangkan Romli, 45, dan Lambang, 27, sudah diperbolehkan pulang.

Pihak kepolisian hingga saat ini belum dapat memastikan penyebab gardu meledak. "Kami bersama tim Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri sedang menggali semua kabel underground untuk mengetahui penyebabnya," ujar Kapolsek Setiabudi Komisaris Polisi Suwondo Nainggolan di lokasi kejadian, kemarin.

Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi J Purwono memastikan penyebab ledakan diketahui hari ini. "Biasanya karena hubungan singkat atau korslet," katanya.

Ketika ditanyakan kemungkinan meledaknya gardu lain, menurut Purwono, tergantung lingkungan sekitar. "Kepadatan penduduk, wilayah banjir atau tidak, akan mempengaruhi kelayakan gardu."

PLN mengklaim kerugian akibat meledaknya kedua gardu itu sekitar Rp11 miliar. Angka tersebut, menurut Moch Sulastyo, belum termasuk potensi kehilangan pendapatan selama tiga hari berkisar Rp2,18 miliar. (Ang/Eva/Che/J-2).



Post Date : 26 Juni 2007