|
Memasuki hari ketiga paska banjir bandang, aktivitas masyarakat Trenggalek masih belum pulih. Masyarakat Kota Trenggalek kini kesulitan mendapatkan air bersih. Itu disebabkan rusaknya sarana Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Trenggalek. Buntut sulitnya mendapatkan air bersih, korban banjir yang berlokasi di perkotaan, terserang berbagai penyakit. Seperti, batuk, gatal-gatal, diare dan penyakit lain sebagainya. Hanya saja, mereka masih enggan untuk memeriksakan diri ke dokter terdekat. Mereka masih sibuk mengemasi barang-barang dan membersihkan perabotan dari lumpur. Untuk minum, sementara masih mengandalkan air sumur dan mineral. Padahal, sebagian air sumur warnanya keruh dan bercampur lumpur. Sarana PDAM yang rusak adalah satu dari dua pipa milik Perusahaan Pemkab Trenggalek itu putus diterjang banjir. Pipa yang putus itu terletak di Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan, tepatnya di Sungai Pacet. Setidaknya ada delapan titik pipa yang berukuran 150 mili meter terganggu. Pipa yang panjangnya mencapai 30.000 meter (30 kilometer) itu mampu menyalurkan 20 liter per detik. Padahal, pipa itu menyalurkan air bersih ke 3 ribu pelanggan yang jumlahnya sekitar 3 ribu. Mereka mayoritas berdomisili di perkotaan. Kini, hanya pipa yang lebih kecil yang bisa digunakan untuk menyalurkan air bersih. Yakni berkapasitas 5 liter per detik, yang terletak di Bergul, tepatnya di Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan. Lantaran hanya 5 liter per detik, tak sepenuhnya masyarakat bisa mengkonsumi. "Alirannya kitir-kitir (kecil, red). Tidak lancar. Padahal saat ini kami sangat membutuhkan air bersih. Terutama untuk makan dan minum. Kalau untuk cuci-cuci, masih mengandalkan air sumur yang warnanya sudah kecokelat-cokelatan," kata Murni, salah satu warga Ngantru. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak PDAM langsung bereaksi. Perbaikan terus dilakukan. Yakni menyambung pipa air yang berkekuatan 20 liter per detik. Tapi lagi-lagi itu sulit terwujud, lantaran jalur dari ke Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan masih putus total. Dalam situasi panik, akhirnya PDAM memfungsikan tiga pompa yang terletak di Jalan Dr Sutomo, Karangsuko, dan Karangan. Total kekuatan, ketiganya memiliki 17,5 liter perdetik. Tiga pompa itu masih dirasa belum cukup untuk mengatasi kebutuhan masyarakat yang kesusahan. Selain memfungsikan pipa cadangan, PDAM juga telah meminta bantuan dari Tulungagung dan Kediri. Yakni tiga truk tangki dari Pemkab Tulungagung, dan Gudang Garam Kediri. Pantauan koran ini, korban banjir resah tidak bisa berbuat banyak. Di gang-gang perkampungan masih becek dan kumuh. Bahkan genangan air masih terlihat di rumah warga. Sementara itu, di jalan raya lebih parah lagi. Lumpur yang mengering menyebabkan polusi. Di jalan terdapat kotoran bekas banjir. Bupati Trenggalek Soeharto mengakui jika aktivitas masyarakat masih belum sepenuhnya normal. "Kami meminta untuk secepatnya dilakukan perbaikan. Terutama pipa-pipa PDAM," pinta Soeharto di hadapan Menteri Kesejahteraan Rakyat, Abu Rizal Bakrie dan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal, Syaifullah Yusuf kemarin. (ziz) Post Date : 23 April 2006 |