Warga Kesulitan Air Bersih

Sumber:Kompas - 05 September 2012
Kategori:Air Minum
Tangerang, Kompas - Musim kemarau panjang mengakibatkan warga Kabupaten dan Kota Tangerang kesulitan memperoleh air bersih karena air Sungai Cisadane menyusut. Selain itu, kemarau juga mengakibatkan pasokan air baku untuk kedua operator air di Jakarta turun 10-15 persen.
 
Permukaan air Cisadane menyusut dari 12,50 meter menjadi 11,20 meter. Kondisi itu mengakibatkan 8.000 pelanggan air di Teluk Naga tidak terlayani air bersih. Sebagian warga juga tidak bisa memanfaatkan air irigasi untuk mencuci dan mandi.
 
Menurut Sumarto, Kepala Bendungan Pasar Baru (Bendungan Pintu Air 10), di Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Selasa (4/9), air Sungai Cisadane dibendung di Pintu 10 karena dimanfaatkan oleh sekitar 30 perusahaan, mulai dari Gunung Sindur (batas Provinsi Banten) dengan Jawa Barat, hingga ke Kelurahan Koang Jaya.
 
Penyusutan itu jelas membuat resah perusahaan pengolah air bersih Tirta Kerta Raharja dan Tirta Benteng. Mereka mulai khawatir menutup kekurangan pasokan bahan baku. Masyarakat sekitar aliran sungai yang selama ini memanfaatkan air irigasi, kata Sumarto, juga mulai khawatir.
 
Sukri (55), penjaga Pintu Air 10, mengatakan, penyusutan tajam air sungai tersebut mulai terjadi sejak bulan Juli. Setiap minggu air menyusut sekitar 10 sentimeter.
 
Apabila pada kondisi normal air permukaan sungai tersebut mencapai ketinggian 12,50 meter, pada Selasa (4/9) ketinggian air menyusut menjadi 11,20 meter.
 
Direktur Utama Tirta Kerta Raharja Rusdi Machmud mengatakan, dampak menyusutnya air Sungai Cisadane mengakibatkan aliran irigasi menuju penampungan Teluk Naga menjadi tersendat. Kondisi ini mengakibatkan 8.000 pelanggannya tidak terlayani air bersih.
 
”Sejak Senin (3/9), pelanggan kami di Teluk Naga tidak menerima air sama sekali. Kami berupaya mengerahkan pekerja menggali lumpur dan sampah agar air bisa mengalir ke Teluk Naga,” kata Rusdi di sekitar mulut pintu irigasi Teluk Naga.
 
Pihaknya juga belum tahu sampai kapan pelanggan di Teluk Naga tidak mendapat pasokan air bersih. ”Kami berharap air dapat segera mengalir. Sebagai antisipasi, kami mengerahkan empat mobil tangki air berkapasitas 3.000 liter secara bergiliran ke wilayah Teluk Naga untuk mengatasi kekurangan air bersih tersebut,” kata Rusdi.
 
Sementara itu, sejumlah pekerja menggali lumpur dan membersihkan sampah di sekitar pintu air yang masuk ke aliran irigasi milik Tirta Kerta Raharja dan Tirta Benteng. Tujuannya adalah agar air bisa mengalir ke saluran irigasi selepas pintu air.
 
Humas PDAM Tirta Benteng mengatakan, pihaknya masih dapat melayani air bersih untuk 27.000 pelanggannya se-Kota Tangerang.
 
”Kami mengubah sistem penampungan air. Pada jam tidak sibuk, kami mengurangi pengeluaran air dalam penampungan dari 50 liter per detik menjadi 25 liter per detik. Di luar itu, aliran air kembali normal sehingga pelayanan air bagi pelanggan tidak terganggu,” kata Ikhsan.
 
Memakai air kotor
 
Kondisi warga sekitar irigasi lebih memprihatinkan karena tidak punya alternatif lain. Mereka terpaksa memanfaatkan air irigasi sungai yang kotor bercampur lumpur dan sampah.
 
”Cucian sudah menumpuk. Habis mau bagaimana lagi. Enggak mungkin pakai air sumur pompa karena airnya sedikit. Untuk minum dan masak saja, kami harus membeli.” kata Nancy (35), warga Rawa Bali, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
 
Nancy ditemui Kompas sedang mencuci pakaian di saluran irigasi Sungai Cisadane, yang membelah Jalan Suryadharma (arah menuju Pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta). Lumpur mengeras dan pecah-pecah terlihat dalam badan sungai yang sudah mengering dan membentuk daratan baru.
 
”Sudah hampir sebulan ini airnya menyusut karena sungai mengering. Biasanya air di sini banyak dan enak untuk dipakai mencuci, enggak kotor,” kata Nancy.
 
Sukri mengatakan, sesuai dengan instruksi yang diberikan, ketika kondisi air Sungai Cisadane turun, pintu-pintu air yang ada harus ditutup. Hal itu untuk menjaga tampungan air Sungai Cisadane. (PIN)


Post Date : 05 September 2012