Warga Kesulitan Air Bersih

Sumber:Jawa Pos - 18 September 2010
Kategori:Air Minum

TRENGGALEK- Paska banjir bandang yang merendam ribuan rumah penduduk di Desa Prigi dan Margomulyo, Kecamatan Watulimo mulai berdampak pada warga setempat. Kini warga dua desa tersebut kesulitan mencari air bersih.

Hal itu disebabkan, putusnya jaringan air bersih Perusahaan derah air minum (PDAM) sejak peristiwa tersebut. Selain itu, sejumlah sumur warga keruh, karena terendam air lumpur. Kondisi ini membuat warga tidak berani mengkonsumsi air tersebut. Untuk mengatasi masalah itu, warga terpaksa membeli air minum kemasan ulang. Sedangkan mencuci dan mandi menggunakan air seadanya.

Andin Ahmadi salah satu pelanggan PDAM membenarkan jika air yang dikelola milik pelat merah itu tidak berfungsi. " Kran tidak bisa mengalirkan air seperti semula,"ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, dia mengaku untuk mandi serta mencuci menggunakan air seadanya yang diambil dari tetangga. Sebab, dia sendiri tidak memiliki sumur. Bahkan, minimnya air bersih dirinya rela tidak mandi. "Sudah satu hari ini saya tidak mandi, wong cari air saja susah lebih baik untuk mencuci atau membersihkan rumah," imbuhnya.

Andi berharap, kondisi tersebut segara teratasi. PDAM harus segera memperbaiki pipa yang rusak sehingga aktivitas warga bisa normal kembali. Karena pelanggan PDAM di sini ini tidak sedikit. Diperkirakan jumlahnya mencapai ribuan kepala keluarga (KK). "Terus bagaimana jika tidak segera di perbaiki. Warga akan semakin kesulitan air bersih,"pungkas pria yang juga menjabat Sekdes Prigi ini.

Sedangkan Kasun Gendingan, Desa prigi yang terkena dampak paling parah banjir bandang pada Rabu (15/9) lalu, Rohmad Santoso menyatakan, setidaknya di dusun ini ada sekitar 800 KK sebagai pelanggan PDAM. Namun pasca banjir ini aliran PDAM ini tidak bisa digunakan. "Semua macet, tidak bisa difungsikan," tuturnya.

Karena itu, untuk keperluan sehari-hari seperti minum dan masak membeli dari pedagang. Sementara itu lanjut dia, meski sumur warga yang sebagian besar keruh, tapi mereka tetap memakai air tersebut untuk mencuci atau membersihkan lumpur di dalam rumah. Caranya, air tersebut didiamkan dulu, dengan tujuan kotoran akan mengendap.

Bagaimana solusinya mendapat air bersih? Dia menjawab, hanya satu yakni perbaikan dan normalisasi aliran air PDAM. Setidaknya tidak menunuggu hujan kembali. "Hanya mengandalkan air hujan saja kan tidak mungkin," tandasnya ke Radar Trenggalek.

Seperti diberitakan, hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Trenggalek selama satu jam pada Rabu (15/9) malam membuat ribuan rumah di dua desa yakni Prigi dan Margomulyo, Kecamatan Watulimo terendam air bercampur lumpur. banjir bandang tersebut berasal dari luapan sungai Ngemplak di Dusun Gendingan, Desa Prigi, Kecamatan Watulimo.

Selain merendam ribuan rumah, juga membuat dua rumah milik warga roboh. Yakni Sugeng, 45 dan Samsuri, 35, warga Dusun Gendingan, Prigi. Tidak hanya, banjir tersebut juga memutuskan dua jembatan di Desa Margomulyo dan Sawahan. Puluhan pohon milik warga tumbang diterjang banjir. Tapi untung banjir itu tidak sampai menelan korban jiwa. (din/and)

Sembako Mulai Didistribusikan

Sementara itu bantuan Pemkab Trenggalek seperti beras, minyak goreng (migor) , dan mi instans mulai didistribusikan ke warga yang menjadi korban banjir bandang di Desa Prigi.

Pembagian bantuan di Desa Prigi dilakukan di dua dusun yakni Ngemplak dan Gendingan. Di desa tersebut ada sekitar 950 rumah yang terima bantuan berupa sembako.

Salah satu warga dusun Gendingan Sukarno,45, mengaku menerima bantuan tersebut kemarin. "Ya sudah saya terima melalui ketua rukun tetangga," katanya.

Dia menjelaskan, bantuan tersebut berupa 10 kilogram beras, seperempat migor dan empat bungkus mi instan. Bantuan ini setidaknya bisa mencukupi kebutuhan makan sehari-hari.

Sukarno menyatakan, bantuan tersebut langsung bisa dimasak. Sebab sejumlah perabotan memasak masih bisa digunakan. Hal ini yang sama juga dilakukan Sakir, tetangga Sukarno.

Dia langsung memasak bantuan tersebut, meski harus menggunakan kayu bakar. Sebab saat banjir, sebagian besar alat masak rusak karena terendam air dan hanyut terbawa arus. "Lah bagaimana lagi, tidak ada kompor,"cetusnya.

Meski begitu, dia merasa bersykur. Sebab, adanya bantuan ini, kebutuhan untuk makan bisa terpenuhi. Meski untuk beberapa hari ke depan.

Sedangkan Sekdes Desa Prigi, Andini Ahmadi, seluruh bantuan bencana yang datang pada (15/9) sore dimuat beberapa truk, langsung didistribusikan semuanya ke warga.

Mekanisme pendistribusian, berdasar hasil rapat dengan ketua RT, bantuan diberikan dengan menggunakan rumah, bukan kepala KK. Dengan begitu maka bantuan tersebut akan merata. "Dari RT mengambil ke balai desa, lantas di bagikan ke warga," terangnya.

Jadi keseluruhan bantuan yang dibagikan ke warga untuk masing-masing rumah bisa mendapatkan beras 10 kg, seperempat migor serta empat bungkus mi. Dengan begitu, tidak ada sisa lagi untuk bantuan di bali desa. " Kami ingin semua beres secerpatnya, supaya warga bisa memanfaatkan bantuan itu," ujar pria 38 tahun ini. (din/and)



Post Date : 18 September 2010