Warga Kesulitan Air Bersih Penambangan Pasir dan Batu di Cimangkok Dituding Jadi Penyebab

Sumber:Kompas - Selasa, 27 Oktober 2009
Kategori:Air Minum

Sukabumi, Kompas - Sebanyak 343 keluarga atau lebih dari 1.000 warga Kampung Panarosan dan Cimanggu, Desa Cimangkok, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, masih kesulitan mendapatkan air bersih walau hujan sudah mulai turun. Warga kesulitan memperoleh air bersih sejak bulan Mei.

Warga menuturkan, kesulitan air bersih selalu terulang tiap tahun sejak 2005 dan baru berakhir pada puncak musim hujan. "Sekarang tiap pagi dan sore harus ambil air di sumber air untuk memasak. Kalau pagi, bisa dua kali ambil air," kata Tuti (26), warga Panarosan, Desa Cimangkok.

Tuti mengatakan, untuk keperluan mandi dan mencuci, warga menggunakan air selokan yang berwarna coklat. "Kalau untuk mandi, air tersebut sebetulnya tidak layak. Namun, mau menggunakan air dari mana lagi," kata Tuti.

Warga mengaku mulai sulit mendapatkan air sejak maraknya penambangan pasir dan batu di Cimangkok. Penambangan pasir dilakukan dengan menggali tanah hingga kedalaman lebih dari 35 meter. "Sumur-sumur kami yang 15 meter pasti langsung kering kalau tidak ada hujan. Dulu, sebelum ada penambangan, sumur warga masih ada airnya saat kemarau walaupun tidak sebanyak ketika musim hujan," kata Dadeng (27), warga Panarosan.

Dadeng menambahkan, air yang masuk ke kolam serta digunakan untuk mencuci dan mandi juga merupakan air bekas untuk mencuci pasir di pertambangan. "Kalau digunakan untuk mandi, kadang terasa gatal," ungkapnya.

Belum ada perhatian

Dadeng mengatakan, warga Desa Cimangkok sudah beberapa kali menyampaikan keluhan ke desa, kecamatan, hingga kabupaten. "Kesulitan air bersih yang kami alami ini sudah berlangsung beberapa tahun. Namun, hingga kini belum ada perhatian," ujarnya.

Kepala Kampung Cimanggu Alibasyah mengatakan, terdapat 230 keluarga di empat rukun tetangga Kampung Cimanggu yang kekurangan air. Adapun di Panarosan terdapat 133 keluarga yang tersebar di tiga rukun tetangga.

"Kami ini tinggal di permukiman yang sudah terkepung proyek pertambangan pasir. Ketika kami mengeluh kekurangan air, sepertinya sudah tidak didengar lagi. Sudah sangat sering kami mengeluh. Perusahaan pertambangan juga seolah-olah tidak mau tahu dengan kesulitan yang kami hadapi. Padahal, sehari-hari mereka mengeruk pasir dari sekitar kami," kata Alibasyah.

Ia menambahkan, "Kalau di Cimanggu dan Panarosan sudah tidak bisa lagi dicarikan air bersih, kami minta dibuatkan pipa penyaluran air dari sumber lain. Sumber air terdekat ada di Kampung Ciburial. Semoga warga setempat mau berbagi dengan kami."

Jawalmen Girsang, kuasa hukum salah satu perusahaan pertambangan pasir yang pernah beroperasi di Cimangkok, mengatakan, perusahaan sudah menyediakan air dengan mengalirkan melalui pipa atau selokan ke permukiman warga. "Kalau masih ada gejolak, lebih baik dikomunikasikan dengan semua perusahaan di sana," kata Girsang. (aha)



Post Date : 27 Oktober 2009