WARGA KEMBALI ANDALKAN SUMUR DAN SUNGAI; Proyek Air Bersih Rp 300 Juta Mubazir

Sumber:Kedaulatan Rakyat - 05 September 2005
Kategori:Air Minum
PURBALINGGA (KR) - Sejak selesai dibangun sekitar pertengahan 2003, proyek sarana pengadaan air bersih di Desa Nangkasawit, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalinga, tidak bisa berfungsi maksimal. Akibatnya, warga setempat yang semula berharap bisa memanfaatkan sumber air bersih dari sumur bor itu, terpaksa kembali memanfaatkan air sungai, dengan membuat belik atau sumur kecil di tepian sungai, terutama di musim kemarau.

Sekretaris Desa Nangkasawit, Sugino SA kepada wartawan, baru-baru ini, menyebutkan, proyek Rp 300 juta dari Badan Pengembangan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) Jakarta itu, berupa satu ruang genset, satu bak penampungan kapasitas 7.000 liter serta pipa penyedot air. Hasil survei menunjukkan, setelah dibor sedalam 70 meter, air dari dalam tanah bisa disedot ke permukaan. Tapi hingga kedalaman itu, air yang diperkirakan debitnya 8 liter perdetik tetap belum bisa disedot. Setelah proyek dikerjakan selama sebulan, air bisa disedot keluar, setelah mengebor kedalamam sekitar 165 meter.

Waktu dikompresor air melimpah dan warga senang. Setelah diisi air, bak penampungnya jebol. Hanya seminggu dipakai bak yang berkapasitas 7.000 liter itu rusak karena antara bak penampungan dengan pondasi kurang pas dan kurang kuat. setelah bak diperbaiki gantian mesin gensetnya rusak dan sejak itu tidak berfungsi, Sugino menuturkan.

Disebutkan, debit air yang keluar saat ini semakin mengecil dan hanya cukup untuk berwudlu. Bahkan warga menilai air yang pada awalnya keluar sangat besar saat dikompresor hanya air tandon.Lha mengecilnya air yang keluar itu apa karena memang airnya tak ada, atau mesin gensetnya yang tidak kuat mengangkat. Dengan keadaan seperti ini Pemda harus turun tangan untuk menanganinya. Kalau perlu menerjunkan teknisi yang handal. Karena sudah empat bulan lalu kebanyakan warga mengambil air dari belik sungai, Sugino mengeluh.

Senada dengan Sugino, Kadus Sumiarto mengungkapkan, sejak mesin genset tidak berfungsi, warga kembali mengandalkan air hujan dan air sungai. Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga mengandalkan sumber tiga sungai. Yakni Sungai Kalong, sungai Gondang Amis dan sungai Curug. Beruntung saat ini kadang-kadang turun hujan sehingga sebagian warga bisa mendapatkan air. Sumur yang kedalamannya mencapai 20 meter atau lebih juga bisa diambil airnya. Tapi yang jelas warga sudah banyak bikin belik di sungai yang jaraknya cukup jauh, jelas Sumiarto.

Sejumlah warga menyayangkan sikap pemkab yang dinilai kurang tanggap terhadap permasalahan itu. Semula, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bekerja sama dengan pemerintah desa setempat berencana ikut andil dalam proyek itu dengan menyediakan pipa air dan meteran.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Purbalingga Heny Ruslanto SE kepada wartawan Senin (29/8) menyebutkan, bantuan proyek sumur bor dari BPPT yang diserahkan kepada warga Desa Nangkasawit itu berupa mesin genset, bak penampungan, dan pipa pompa. Pengelolaannyapun diserahkan ke warga. Namun pihaknya juga akan mengecek dan memberikan bantuan baik teknisi atau pun bantuan lain. (Rus)-c

Post Date : 05 September 2005