|
SALATIGA - Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngronggo, Kelurahan Kumpulrejo, Kecamatan Argomulyo, Salatiga, selama beberapa hari lalu diketahui telah terbakar. Asap dari kebakaran tersebut telah mengakibatkan polusi udara di wilayah sekitar TPA Ngoronggo. Diketahui, kebakaran di TPA tersebut telah berlangsung sejak pekan lalu dan telah diprotes warga sekitar, yakni warga Dusun Randuacir Kelurahan Randuacir, Dusun Ngronggo Kelurahan Kumpulrejo, dan beberapa wilayah lainnya. Terbakarnya TPA yang telah menimbulkan polusi itu kembali dikeluhkan warga karena mereka pernah mengalami hal yang sama beberapa tahun lalu, sebelum sistem pengolahan sampah di TPA Ngronggo diubah. Namun setelah Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup DPLH memiliki begu dan buldoser, sistem pengelolaan diubah dan tidak dibakar lagi. Sumadi (35), salah seorang tokoh pemuda Randuacir mengungkapkan, bagi sebagian besar warga Kota Salatiga, TPA terbakar tidak menjadi masalah karena yang terbakar hanyalah sampah. ''Namun bagi kami, warga sekitar TPA, terbakarnya sampah justru petaka bagi kami. Sebab, dampaknya setelah itu, polusi asap akan kami rasakan,'' ujarnya, kemarin. Dia mengaku sempat mengamati langsung kebakaran di TPA Ngronggo. Dampaknya, pada malam hari kabut pekat sangat terasa di sekitar TPA, dibarengi bau tidak enak yang menyesakkan dada. Dijelaskannya, dahulu ada sejumlah anak-anak yang terkena flek akibat polusi udara dari asap TPA. Dia pun berharap instansi yang berwenang menghindari terjadinya kebakaran seperti itu karena sangat merugikan warga. ''Memang dalam kurun waktu hampir setahun ini TPA sudah tidak pernah dibakar, tetapi mengapa kemarin terbakar lagi,'' jelas Sumadi. Telah Diatasi Kabid Kebersihan Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Drs Tedjo Supriyanto MM membenarkan bahwa TPA Ngronggo sempat terbakar selama beberapa hari. Namun dinasnya telah mengatasi kebakaran itu dengan menyiramkan air ke tumpukan sampah. ''Kami telah berusaha memadamkan api dengan menyiramkan air. Petugas juga telah disiagakan jika terbakar lagi,'' paparnya. Disinggung tentang penyebab kebakaran itu, menurut Tedjo, lantaran panas pada musim kemarau mencapai puncak. Namun mamsih beruntung, kemarin malam Salatiga diguyur hujan. Dia juga menjelaskan, DPLH sudah tidak menggunakan sistem bakar sampah di TPA Ngronggo, namun yang dipakai adalah sistem open dumping. Yakni, sampah yang telah didatangkan diratakan dan langsung dipadatkan. Agar tidak terjadi ledakan gas yang dihasilkan dari pembusukan sampah, di TPA itu disediakan pipa cerobong di bagian-bagian tertentu pada susunan sampah. (H2-16n) Post Date : 10 November 2006 |