MAGELANG (SI) – Penumpukan sampah yang terjadi di sejumlah titik tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) di Kabupaten Magelang dikeluhkan masyarakat setempat.
Pasalnya, selain menimbulkan pemandangan yang kotor, sampah yang menggunung lantaran tak segera diambil petugas sampah dari Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral (DPU dan ESDM) memicu munculnya bau tak sedap dan bibit penyakit ”Kita tidak tahu kenapa sampahnya tidak segera diambil oleh petugas.
Yang pastinya, biasanya hampir tiap hari, paling lama dua atau tiga hari sekali ada petugas yang datang menggunakan bemo mengambil sampah dari tempat pembuangan sampah sekitar rumah maupun di TPSS,”ungkap Suhartanto, 40,warga Sayangan, Kecamatan Muntilan,kemarin.
Menurut dia, petugas sampah terasa mulai jarang mengambil sampah sejak pertengahan puasa lalu.Karena itu,menghindari munculnya bibit penyakit akibat penumpukan yang terjadi,warga di sekitar pemukimannya memutuskan untuk melakukan pemusnahan dengan cara dibakar.
”Warga terpaksa membakar sampah sendiri, daripada nanti timbul penyakit. Lha wong sampahnya itu kan banyak yang sampah basah, tiga hari menumpuk saja sudah keluar belatungnya.Apalagi sampah itu memenuhi selokan air,” tutur pria yang tinggal tak jauh dari Pasar Muntilan tersebut.
Terpisah,Kepala Bagian Kebersihan dan Pertamanan DPU dan ESDM Kabupaten Magelang, Soewitomenyatakanpenumpukansampah terjadi sebagai konsekuensi atas habisnya dana operasional untuk memindahkan sampah dari TPPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dana tambahan operasional pengangkutansampahsampaisekarang belum ditetapkan di APBD Perubahan 2009.”Jadi anggaran kita hanya sampai bulan Agustus. Sehingga, di luar itu kita sudah tidak adaanggaranlagi.Sekarangsampah sudah overload,”akunya. (agus joko)
Post Date : 29 September 2009
|