BATAM - Warga sekitar Putri Hijau, Batu Aji, Kecamatan Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, sejak tiga pekan lalu menderita gatal-gatal. Mereka mensinyalir penyakit tersebut sebagai dampak dari limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) milik PT Jace Octavia Mandiri.
Puluhan warga terpaksa berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Batam di Batu Aji karena menderita gatal-gatal. "Leher saya jadi bengkak," kata Ari, 40 tahun kepada Tempo di RSUD Batam, Sabtu lalu.
Herman, 4,5 tahun, menderita koreng di kaki kiri, mulai betis hingga pangkal paha. "Mulanya gatal biasa," kata ibu Herman. Kemudian timbul bercak nanah. Dan bila bengkak itu pecah, nanah keluar dan menjadi koreng."
Warga di sana menggunakan air kolam yang berjarak 100 meter dari tumpukan limbah B3 milik PT JOM. "Air berubah jadi warna kecokelatan," kata Sahnan Sitompul, 36 tahun, warga setempat.
Dokter spesialis kulit dan kelamin RSUD Batam, dr Filiani, menyatakan telah memeriksa 40 warga. Namun, dia belum bisa memastikan penyebabnya. "Nanti Direktur RSUD Batam yang menerbitkan keterangan," katanya kepada Tempo.
Ketua Gerakan Bersama Rakyat Anti Korupsi Uba Ingan Sigalingging menduga penyakit tersebut tidak lepas dari dampak limbah B3. "Rembesan limbah masuk ke kolam warga," kata Uba.
Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Batam Dendi Purnomo mengatakan telah minta importir limbah B3 asal Korea tersebut segera ke mengembalikan (reekspor) limbah B3 ke negara asalnya, Korea. "Tapi belum ada tanggapan dari perusahaan itu," kata Dendi.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Batam untuk memanggil paksa orang terlibat dalam kasus ini. Bulan lalu limbah tersebut ditinjau Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Andi Witoelar. RUMBADI DALLE
Post Date : 13 April 2009
|