Warga Keluhkan Layanan PDAM

Sumber:Koran Sindo - 05 Juli 2010
Kategori:Air Minum

PRABUMULIH(SI) – Warga Kelurahan Mangga Besar Prabumulih dan Warga di Kabupaten Lahat mengeluhkan buruknya kualitas air dan pelayanan pendistribusian air PDAM ke perumahan-perumahan.

Salah satu warga Mangga Besar, Aldi, mengatakan, lantaran warna air dari PDAM kurang jernih, dia dan keluarganya untuk sementara lebih memilih menggunakan air dari sumur. “Beberapa hari ini memang begitu,kita sendiri belum tahu apa penyebabnya. Makanya sementara ini kami menggunakan air sumur dulu,”katanya. Menurut Aldi, perubahan warna air terjadi sejak Rabu (30/6) lalu. Perubahan terjadi saat jam gilir tiba.Air yang keluar berwarna coklat pekat dan mengeluarkan bau. Akibatnya, warga kesulitan mengonsumsi air terutama untuk masak.Warga memilih membeli air isi ulang sembari menunggu perbaikan dari pihak PDAM.

Mengomentari keluhan dari konsumennya,Direktur PDAM Prabumulih Dullah Rianto menyebut, kekeruhan air diakibatkan pecahnya pipa induk.Akibat pipa pecah, air rawa masuk ke sela-sela pipa saat pipa dalam kondisi kosong. Saat jam gilir dinyalakan, air PDAM yang didorong menuju daerah tersebut lalu bercampur dengan air rawa yang berada dalam pipa. Air tersebut kemudian ikut terdorong dan mengalir ke rumah warga. Dullah mengaku,pecahnya pipa jaringan disebabkan oleh faktor usia. Pipa jaringan berukuran enam inci itu sudah berumur lebih dari 19 tahun. Terpisah, Ketua Pansus II DPRD Prabumulih Yuri Gagarin menambahkan, memang pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Prabumulih sudah seharusnya meningkatkan pelayanan dan penambahkan pemasangan untuk air PDAM.

“Selama ini payanan dan sudah dinilai cukup, hanya saja memang perlu ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi,”tambahnya singkat. Sementara itu,warga Kabupaten Lahat yang berada di perkotaan mengeluhkan buruknya pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),khususnya pada masalah pendistribusian air ke perumahan. “Memasuki musim kemarau seperti saat ini, kebutuhan akan air bersih sangat mutlak.Sementara sebagian besar masyarakat Lahat mengandalkan pelayanan PDAM untuk kebutuhan air bersih,tapi akhirakhir ini kondisinya sangat memprihatinkan,” kata Wiwin,warga Rt 03 Kelurahan Gunung Gajah Lahat.

Dia mengatakan, sudah satu bulan terakhir pelayanan PDAM Lahat dalam layanan pendistribusian air bersih ke rumah-rumah sangat sering mandeg. “Awalnya dijanjikan layanan PDAM untuk warga akan dilakukan dua hari sekali dan mengalir selama sekitar dua jam. Akan tetapi, fakta di lapangan ternyata bertolak belakang dan air sering mendek,” ungkap dia. Dia mengatakan, biasanya dua hari sekali biasanya air mengalir tapi waktunya hanya selama 1/2 jam saja dan bahkan terkadang untuk mengisi satu gentong ukuran sedang saja sudah tak bisa. Sementara itu,Kepala PDAM Lahat Ir Kms Syamsul Komar melalui Kepala Teknik Hermansyah mengatakan, untuk beberapa daerah di Kota Lahat sebenarnya sama sekali tidak ada masalah semuanya lancar-lancar saja.

Namun jika kondisi ada sebagian mengalami kendala belum ada laporanya tentunya perlu cek ke lapangan. “Kalau untuk daerah Gunung Gajah sejauh ini kondisinya cukup baik,tidak ada masalah.Semua sesuai rencana kerja dan sejauh ini belum dapat laporan, apalagi instruksi lebih lanjut mengenai masalah ini,”ungkap dia pula.

TDL Naik, Tarif Air Naik

Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 10% yang mulai berlaku 1 Juli lalu,diperkirakan bakal berimbas pada kenaikan biaya sektor jasa lainnya. Salah satunya, tarif air bersih dari PDAM di wilayah Kabupaten OKU yang untuk operasional mesin pompa air banyak menggunakan sumber dari energi listrik PLN. Kemungkinan kenaikan tarif air bersih ini diakui Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Ogan, Iskandar Zulkarnain. Dia menyatakan, kemungkinan mengenai akan naiknya tarif air bersih sebagai akibat dari kenaikan TDL secara nasional itu tetap ada.

“Namun kami, masih akan menghitung lagi berapa besar kenaikan itu berdampak kepada biaya operasional yang dikeluarkan,”ujar Iskandar belum lama ini. Iskandar menjelaskan, biaya yang harus dikeluarkan pihaknya untuk operasional pada 2010 saja mencapai Rp650 juta-700 juta per bulan, termasuk biaya listrik, bahan kimia, biaya perawatan, dan gaji karyawan. Dari sekitar biaya sebesar Rp700 juta per bulan itu, khusus untuk biaya listrik besarnya mencapai Rp225 juta per bulan, atau hampir mencapai 20% dari biaya operasional secara keseluruhan PDAM Tirta Ogan. ”Jika memang nantinya kenaikan tarif dasar listrik itu berdampak cukup besar kepada biaya atau cost operasional kami, tentunya akan ada penyesuaian tariff,” tandas Iskandar.

Terpisah Manager PLN ranting Baturaja Surya Darma yang dikonfirmasi kemarin mengatakan,sampai saat ini PLN ranting Baturaja belum menerima surat edaran kenaikan tarif PLN tersebut dari manajemen PLN pusat.“Memang informasinya pada awal Juli 2010 ini. Tapi seberapa besar dan dari sisi apa ataukah per-kwh atau uang jaminan kenaikan itu, kita belum tahu,”ujarnya. (sidratul muntaha/ m marzuki/dedy sagita)



Post Date : 05 Juli 2010