|
[BEKASI] Warga Kelurahan Cikiwul, Ciketing Udik, dan Sumur Batu yang berada di sekitar kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan bau busuk sampah yang menyengat. Selain bau sampah dari TPA Bantar Gebang, warga juga mengeluh bau menyengat dan air sampah yang tumpah ke jalan-jalan ketika truk mengangkut sampah asal Jakarta melintas. Warga mengharapkan pihak yang bertanggung jawab dan mengelola TPA Bantar Gebang segera menanggulangi permasalahan tersebut. Sejumlah warga kepada SP, Jumat (28/3), mengaku, kondisi lingkungan di TPA sampah DKI Jakarta itu sudah semakin parah. Memang, selama ini warga sudah merasakan pahit getirnya bagaimana tinggal berdekatan dengan TPA. "Tapi, beberapa bulan terakhir sangat memprihatinkan," ujar Rima (31), warga Kelurahan Ciketing Udik. Ibu tiga anak ini bersama suaminya tinggal tidak jauh dari TPA sejak tahun 1992. "Di sini (TPA Bantar Gebang, Red), kalau musim hujan baunya minta ampun. Kalau musim kemarau, asap banyak yang membuat susah bernafas," keluh dia. Hal senada juga dikatakan warga lainnya, Syarifudin (47). Ia mengungkapkan, kondisi udara di TPA Bantar Gebang sudah sangat jauh berbeda dibandingkan beberapa tahun lalu. "Tidak tahu kenapa, rasanya untuk tinggal di daerah ini sudah sangat tidak nyaman lagi. Padahal, rumah saya lumayan jauh dari lokasi TPA," kata dia. Rendy, warga lainnya menuturkan, saat musim kemarau mulai tiba, daerah sekeliling TPA diliputi kabut. Kabut itu bukan hanya datang malam hari, tetapi pada siang hari juga tampak menyelimuti kawasan ini. Saat musim hujan juga jalanan becek, bau busuk menyebar, dan air sumur yang dikonsumsi warga juga tercemar. Belum lagi lalat-lalat besar, nyamuk dan tikus yang selalu muncul setiap saat. Kondisi inilah yang dialami masyarakat baik yang tinggal di sekitar lokasi TPA maupun sekelompok warga tinggal di areal TPA. Penyakit Berbagai penyakit selalu mengancam penduduk walaupun tempat tinggalnya cukup jauh dari lokasi TPA. Seperti diungkapkan Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Environment Community Union, Benny Tunggul, penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA), TBC, diare, demam berdarah, penyakit kulit, setiap saat bisa mengancam warga sekitar. Benny menjelaskan, kuantitas sampah basah di Bantar Gebang lebih besar daripada sampah padat. Selain itu sampah basah lebih cepat menimbulkan penyakit, karena dengan kondisi yang basah, pembusukan akan lebih cepat terjadi. Genangan-genangan air pada sampah basah pun diyakini akan menarik lalat dan nyamuk. Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS) yang ada di lokasi TPA juga buruk. Air IPAS, kata dia, yang seharusnya bersih terlihat keruh dan berwarna coklat. [HTS/L-8] Post Date : 28 Maret 2008 |