|
Medan, Kompas - Sekitar 105 keluarga di Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, khususnya di lingkungan IX, kehilangan air bersih. Sumur warga mengering akibat efek pembangunan kanal banjir yang menghubungkan Sungai Percut dan Sungai Deli di kawasan Marindal. Beberapa rumah warga juga retak-retak. Kemarahan warga makin menjadi karena permintaan penyambungan pipa PDAM Tirtanadi tidak segera direalisasikan. Warga meminta PT Adhi Karya, selaku kontraktor pembangunan kanal itu, merealisasikan penyambungan pipa air minum PDAM ke kawasan permukiman. Puluhan warga, Rabu (31/10), berunjuk rasa di kawasan pembangunan kanal dan menghentikan pekerjaan kontraktor. Norma Sari Hasibuan (52), warga di Pangkal Titi, Lingkungan IX, Harjosari II, menuturkan, akibat pembangunan kanal, rumahnya retak-retak. "Sudah difoto berkali-kali dan dijanjikan uang pengganti kerusakan, namun sampai sekarang belum ada realisasinya," kata Norma. Menurut warga Lingkungan IX, Zainal (40), sumur warga yang berkedalaman 8 hingga 12 meter mengering begitu kanal banjir yang berkedalaman 20 meter selesai digali. Warga secara berkelompok sudah pernah dibuatkan sumur bor oleh kontraktor, namun airnya tidak bisa dikonsumsi karena kotor. Warga secara perseorangan sudah berusaha membuat sumur bor sendiri, hingga pindah tiga empat kali lokasi. Namun, air yang keluar dari tanah tetap tidak bisa dikonsumsi. "Satu kali pengeboran butuh dana Rp 500.000, kalau tiga kali sudah Rp 1,5 juta. Hasilnya nihil. Maka, wajar kalau kami minta PDAM," kata Zainal. Selama empat tahun terakhir, warga mengonsumsi air bersih dengan membeli Rp 3.000 per galon per hari. Warga mengeluarkan rata-rata Rp 90.000 per bulan untuk air minum dan memasak. "Pakaian di sini tidak ada yang bisa bersih karena dicuci dengan air keruh," tutur Dini. Warga yang kesulitan air bersih tidak hanya di Lingkungan IX, namun juga di kawasan Harjosari II lainnya. Diperkirakan ada 500 keluarga lain yang mengalami nasib sama. Warga sudah berkali-kali berdemonstrasi. Rabu kemarin, setelah warga berdemonstrasi selama lima jam, membakar ban, dan menghentikan pekerjaan kontraktor, Kepala Kepolisian Sektor Patumbak AKP S Keliat di lokasi unjuk rasa mempertemukan warga dengan dengan pihak PT Adhi Karya dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan dan PT Adhi Karya akan mengusahakan jaringan PDAM Tirtanadi masuk ke rumah warga 15 November nanti. "Kami akan menagih janji jika tanggal 15 tidak ada realisasi," kata Zainal. (wsi) Post Date : 01 November 2007 |