|
PATI - Meski pada musim kemarau saat ini masih sesekali turun hujan, persediaan air bersih di sumur-sumur warga terancam habis. Dalam beberapa pekan terakhir, sumur warga yang mulai mengering adalah di Desa Kedungmulyo, Kecamatan Jakenan. Namun, kondisinya belum sampai membuat segenap warga kekurangan air bersih karena baru sebagian saja yang harus ngangsu air di sumur tetangga atau sumur di masjid desa setempat. Suparno, warga, mengemukakan, untuk mencukupi kebutuhan air bersih keluargannya dia harus rela mengambil air di dekat masjid sejauh 500 meter dari kediamannya. Itu dilakukan di sela-sela kesibukannya bertani. 10 Jerigen Dalam sehari dia bersama puluhan warga lainnya mengaku mengambil air 10 jerigen ukuran 30 liter. Rata-rata mereka di rumah memiliki bak untuk menampung air hasil mengangsu saat musim kemarau. “Kalau pagi dan sore biasanya yang mengantre banyak. Karena itu, saya mengambilnya agak siang agar tidak antre lama,” ujarnya, kemarin. Kekurangan air bersih, menurutnya, terjadi setiap tahun. Namun, kali ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya karena kadang masih turun hujan walaupun telah memasuki musim kemarau. Warga lainnya, Gianto, mengungkapkan, air hasil mengangsu bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan minum dan memasak. Namun juga untuk mencuci pakaian dan mandi. “Sebenarnya air sumur di rumah masih ada airnya tapi rasanya sudah asin. Itu biasa terjadi saat musim kemarau. Kalau ada hujan ya bisa digunakan karena rasanya agak tawar,” tuturnya. Sementara itu, untuk sumur di dekat parit atau sungai dan embung kondisi airnya tidak terasa asin dan persediaannya relatif banyak. Asalkan sungai dan embung tersebut masih ada airnya sehingga masih bisa terserap di sejumlah sumur di sekitarnya. (H49-69) Post Date : 26 Juni 2008 |