Warga Kampung Laut Didera Krisis Air Bersih

Sumber:Pikiran Rakyat - 19 September 2005
Kategori:Air Minum
CILACAP, (PR). Sekira 14.000 jiwa warga di empat desa Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, didera kriris air bersih. Sebab, 11 mata air di Pulau Nusakambangan yang selama ini dimanfaatkan warga setempat, kini terintrusi air laut.

Namun, ribuan warga yang tinggal di Kampung Ujung Alang, Ujung Gagak, Penikel dan Klaces tersebut, terpaksa tetap mengonsumsi air dari mata air yang sudah terintrusi air laut itu. Ke-11 mata air itu, Selok, Landak, Jambean, Gua Karang, Masigit Sela, Sikutan, Klapa Kerep, Sodong Geblug, Beji, Nusa Manuk, Jongor Asu, dan Legok Pari.

"Selama ini, kami mengandalkan kebutuhan air dari mata air atau air hujan. Tetapi, sejak kemarau beberapa bulan lalu debit air terus menyusut, bahkan rasanya menjadi asin," ujar Kustoro (38) warga Ujung Alang.

Menurutnya, warga tetap mengonsumsi air yang terintrusi air laut, karena untuk mendapatkan air bersih harus membeli dari pemilik pompa air sebesar Rp10.000,00 per perahu (isi 10 jeriken). Uang tersebut sebagai ongkos sewa pompa.

"Saat musim hujan, air dari mata air yang disalurkan menggunakan pipa-pipa paralon ke rumah penduduk, sangat melimpah. Tetapi sekarang, karena air menyusut maka harus disedot menggunakan pompa air. Bahkan, sejumlah warga berinisiatif menyewakan pompa," ujar Kustoro.

Setiap hari, antara 50-70 perahu terlihat antre untuk mendapatkan air dari lokasi penampungan. Padahal, jarak antara mata air dengan tempat tinggal warga cukup jauh. Sebab, mata air itu menempel di Pulau Nusakambangan. Misalnya, jarak antara Desa Ujung Gagak dengan sumber mata air sekira 30 menit perjalanan menggunakan perahu.

Ditambahkan tokoh pemuda di Ujung Alang ini, warga Kampung Laut belum pernah meminta bantuan air bersih kepada Pemkab Cilacap. Permintaan bantuan, kata dia, sangat tidak efektif. Selain jaraknya jauh, tempat tinggal warga juga terpencar-pencar sehingga menyulitkan penyalurannya.

Dijelaskan pula, untuk sampai ke Kampung Laut memakan waktu hingga dua jam dari penyeberangan Sleko, Cilacap. Sementara sarana transportasi yang digunakan adalah perahu compreng dengan melewati hutan mangrove dan gundukan-gundukan tanah timbul.

Kepala Bagian Kesra Pemkab Cilacap, Sumaryo, saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya belum menerima laporan terjadinya krisis air bersih di Kampung Laut. "Sampai saat ini, belum ada laporan dari Pak Camat Kampung Laut. Namun kalau ada permintaan bantuan, kami akan mengirimnya sesuai kemampuan pemkab," katanya.

Pemkab Cilacap sudah menyiapkan sembilan kendaraan tangki untuk mendistribusikan air bersih ke desa-desa kering di wilayahnya. Daris sembilan mobil tangki itu, enam diantaranya disiapkan PDAM dan dua lainnya bantuan dari Bakorlin Wilayah Banyumas-Pekalongan.(A-99)

Post Date : 19 September 2005