|
BONDOWOSO - Pelayanan Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Bondowoso kembali dikeluhkan warga. Sedikitnya 50 KK di Kampung Haji Desa Bataan Kecamatan Tenggarang mengaku harus menyaring air PDAM agar bisa diperoleh air bersih. Ironisnya, keluhan warga ke PDAM belum ada tindak lanjut. Padahal, keluhan warga ini sudah disampaikan sejak Oktober lalu. "Saya sebenarnya sudah lapor ke petugas PDAM. Mulai dari petugas di Tenggarang hingga ke Bondowoso langsung," kata Totok, salah satu warga Kampung Haji. Namun, hingga kini belum ada perubahan. Akibatnya, warga kampung haji harus menyaring air PDAM dengan kain agar bersih. Setiap warga Kampung Haji memberi kain di ujung kran saluran PDAM. Baik air untuk mandi, cuci pakaian atau yang bakal direbus untuk air minum. "Sejak air PDAM keruh. Ujung kran saya beri kain penyaring," kata Totok. Tak hanya dia, Imam Muklis warga Kampung haji lainnya juga mengalami hal yang sama. Bila tidak ingin airnya keruh, dia menandon dulu air PDAM. Baru kemudian mengambil air di atasnya dengan hati-hati. "Saya terpaksa mengendapkan air yang keruh. Baru airnya bisa dipakai," kata Imam Muklis. Akibat keruhnya air PDAM ini beberapa warga terpaksa harus mengaktifkan lagi air sumurnya. Dan, bagi yang tidak memiliki sumur harus ngampung ke tetangga yang punya sumur. "Sejak air keruh saya harus ke tetangga untuk mencuci pakaian atau piring," kata Maimunah. Atas kejadian itu, pihak warga meminta agar PDAM lebih pro aktif terhadap keluhan warga. Apalagi, PDAM telah menaikkan tarif secara bertahap pada semua pelanggan di Bondowoso. "Katanya, kenaikan tarif untuk meningkatkan pelayanan. Tapi hingga kini keluhan warga Kampung Haji tidak digubris PDAM," imbuhnya. Berdasarkan pengamatan Erje, hasil saringan air PDAM itu berwarna hitam dan lembut seperti seduhan kopi. Sayangnya, hingga kini Erje belum berhasil menghubungai PDAM Bondowoso. (aro) Post Date : 21 November 2005 |