Warga Jernihkan Air secara Mandiri

Sumber:Kompas - 19 Februari 2010
Kategori:Air Minum

BANDUNG, KOMPAS - Untuk mengatasi kekurangan air bersih di lokasi banjir dan pengungsian, warga Kampung Cieunteung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, menjernihkan air banjir secara mandiri. Penjernihan air dilakukan dengan 25 alat penjernih bantuan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum.

Annis (52), warga Cieunteung yang memilih bertahan di loteng rumah, misalnya, sudah empat hari terakhir mengonsumsi air hasil penjernihan mandiri. Ia mendapatkan bantuan alat pengolahan air cepat yang terdiri atas tandon ukuran 200 liter, alat pengaduk air, dan obat kimia penjernih air.

"Selain untuk minum, air hasil penjernihan juga saya gunakan untuk mandi, mencuci baju serta alat-alat dapur lain," katanya, Kamis (18/2). Setiap hari Annis menimba air banjir yang keruh dan kotor dari bawah lotengnya. Air banjir itu lalu dimasukkan ke dalam tandon ukuran 200 liter. Sambil terus diaduk, air banjir itu diberi tiga macam obat kimia, yakni kaporit, kapur, dan polyaluminium chloride.

Setelah 15 menit diaduk bersama obat, air banjir didiamkan agar kotoran atau lumpurnya bisa menggumpal dan mengendap di dasar tandon. Hasil akhirnya ialah air jernih karena semua kotoran mengendap di bawah.

Layak minum

Kepala Satuan Kerja Sistem Penyediaan Air Minum Ibu Kota Kecamatan dari Ditjen Cipta Karya Irman Djaya mengatakan, air banjir yang dijernihkan itu layak minum karena bakteri serta kotoran yang menyertainya telah dimatikan dengan kaporit. "Air penjernihan mandiri itu sebenarnya bisa langsung dikonsumsi warga. Namun, untuk lebih amannya air itu sebaiknya dimasak dulu," ujarnya.

Irman yang juga perancang alat menjelaskan, alat itu dikhususkan bagi penyediaan air bersih di kawasan bencana yang lokasinya sukar dijangkau mobil tangki air bersih. Alat itu baru selesai didesain pada akhir 2009. Di Cienteung ada sekitar 50 keluarga yang telah memanfaatkan alat itu.

Proses penjernihan mandiri yang dilakukan warga dengan alat sederhana, lanjut Irman, sebenarnya sama dengan yang dilakukan perusahaan jasa air minum. "Alat ini nantinya diharapkan bisa jadi solusi bagi korban bencana yang kesulitan air bersih," ujarnya. (REK)



Post Date : 19 Februari 2010