Warga Jeneponto Mulai Resah Soal Air Bersih

Sumber:Koran Tempo - 27 Juni 2011
Kategori:Air Minum

MAKASSAR Warga Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, mulai resah karena air bersih mulai berkurang. Pasalnya, musim kemarau sudah memasuki daerah tersebut, sehingga menyebabkan air di setiap sumur mulai berkurang. "Saat ini mulai terasa. Puncaknya pada Agustus, warga akan kesulitan mendapatkan air bersih," kata salah satu warga Jeneponto, Sugianto Daeng Beta, kemarin.

Menurut Sugianto, beberapa titik wilayah kekurangan air bersih setiap Agustus. Beberapa daerah itu, antara lain Pattiro, Nasara, Allu, Bulujaya, dan Kassi. "Ada, sih sumur bor, tapi belum bisa menutupi kebutuhan warga sehari-hari pada bulan itu hingga musim hujan lagi," katanya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat musim kemarau, warga biasanya berkumpul di sumur-sumur yang produksi airnya masih banyak. Hanya, kata dia, warga harus berebutan. Dalam keadaan seperti itu, biasanya warga bangun subuh hari dan harus berjalan beberapa meter atau bahkan kilometer untuk mencari sumur. "Jarak sumur jauh dari rumah. Karena itu, harus bangun subuh. Jika tidak, warga khawatir sudah tidak kebagian lagi," kata dia.

Selain itu, warga harus mengeluarkan biaya angkutan untuk membawa air dari sumur. Bahkan warga terpaksa membeli air Rp 1.000 untuk setiap 20 liter. Ia berharap pemerintah mengambil tindakan sebelum memasuki musim kemarau. "Bagaimana mau maju jika warganya kesulitan air bersih setiap tahun," katanya.

Sebelumnya Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Sulawesi Selatan Gunawan Palaguna mengatakan setiap tahun Kabupaten Jeneponto diprioritaskan dalam program pengembangan sumur bor. Sebab, daerah ini mengalami krisis air setiap tahunnya. Bahkan air bersih harus dibeli oleh masyarakat saat musim kemarau. "Karena itu, kami memprioritaskan Jeneponto sebagai salah satu daerah pengembangan sumur bor karena daerah itu mengalami krisis air setiap tahun," katanya.

Menurut Gunawan, dana untuk program pengembangan dan pemanfaatan air tanah 2011 lebih dari Rp 2,2 miliar. Dana tersebut dialokasikan untuk 18 titik bor di beberapa kabupaten, antara lain Kabupaten Gowa, Maros, Sinjai, Jeneponto, Bone, Tanah Toraja, Toraja Utara, dan Luwu. "Terkecuali Kota Makassar karena semua pemukiman masyarakat sudah terjangkau air bersih, sehingga tidak lagi dikembangkan sumur bor," katanya.

Ia menambahkan, untuk daerah-daerah yang sulit mendapatkan air bersih, pemerintah akan melakukan pengeboran dengan kedalaman 100-150 meter, sehingga mereka bisa memperoleh sumber air tanah yang bersih dalam volume besar. Hanya, untuk menjangkau kedalaman tersebut tidak mudah. Itu pun yang didapat adalah air yang asin. "Makanya sering berpindah-pindah karena air asin tersebut. Mudah-mudahan realisasi sumur bor tahun ini dapat memberi keringanan kepada warga untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya," katanya. SYAMSULMARLIN



Post Date : 27 Juni 2011