Warga Jakut Tampung Air Hujan

Sumber:Suara Pembaruan - 20 November 2007
Kategori:Air Minum
[JAKARTA] Krisis air di wilayah Jakarta Utara (Jakut), hingga Senin (19/11) sore terus berlanjut. Untuk mengatasinya, sejumlah warga beramai-ramai menampung air hujan yang mengguyur Jakarta pada Minggu malam. Sementara ini, PT Thames PAM Jaya (PT TPJ) sedang berusaha memperbaiki panel listrik pompa transmisi pipa Buaran II yang menyebabkan aliran air sebesar 3.000 meter kubik per detik untuk kawasan Jakut terhenti.

Sudah sejak Minggu (18/11) malam, sejumlah warga Jakut beramai-ramai menampung air hujan yang turun deras semalam. "Lumayan, dalam semalam kami bisa menampung tiga drum," kata Badriah (56) warga Jalan Pembangunan I RT 3 RW 3 Rawa Badak Koja, Jakut.

Namun, lanjutnya, air tersebut hanya bisa dimanfaatkan untuk keperluan cuci dan mandi. "Untuk minum kami tetap membeli air bersih seharga Rp 10.000 sepikul," jelas Badriah. Diakui, sejak pasokan air bersih terhenti pada Jumat (17/11) pagi, warga mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih terpaksa membeli air bersih dengan harga tinggi.

Hujan deras yang mengguyur Jakarta Minggu malam lalu, dimanfaatkan juga oleh Saiful (31), warga Jalan Papanggo I RT 01 RW 02, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakut, yang menampung air hujan untuk keperluan mandi dan cuci. Dari hasil kerja kerasnya semalaman, Saiful berhasil menampung air hujan sebanyak dua drum ukuran 100 liter. "Akhirnya bisa mandi juga, walaupun badan masih terasa lengket," tutur Saiful.

Meski begitu, Saiful pantas bersyukur karena bisa menghemat sedikit uangnya untuk keperluan air bersih ini. Karena untuk mem- beli segerobak air bersih, Saiful harus menyisihkan Rp 50.000 dan itu pun hanya cukup untuk keperluan sehari.

Dari pantauan SP, ada sekitar empat kecamatan di Jakut yang mengalami krisis air bersih, yaitu di Kecamatan Cilincing, Koja, Tanjung Priok, dan sebagian Kecamatan Kelapa Gading. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga di daerah tersebut rela antri berjam-jam demi mendapatkan 50 liter air bersih di sumber air bersih yang masih ada.

Sementara itu, Direktur Komunikasi PT TPJ, Ramses Simanjuntak, meminta pada masyarakat untuk bersabar dalam dua sampai tiga hari ini. "Kami sedang berusaha memperbaiki panel listrik pompa transmisi untuk Pipa Buaran II, yang menyalurkan air bersih di Jakut," kata Ramses kepada wartawan, Senin (19/11) siang.

Dengan perbaikan ini, lanjutnya, diharapkan dalam dua sampai tiga hari ke depan, 90 persen instalasi pompa dapat digunakan. Selama ini, instalansi pompa Buaran II memasok air bersih ke wilayah Jakut dengan volume mencapai 3.000 meter kubik per detik. Akibat terganggunya pasokan air tersebut, PT TPJ mengerahkan 15 unit mobil tangkinya untuk memasok air bersih ke sejumlah wilayah yang mengalami gangguan pasokan air bersih.

Meski warga telah dirugikan dengan terganggunya pasokan air, namun pihak PT TPJ tidak memberikan kompensasi apa pun untuk warga. Ramses menyatakan, pihaknya tidak memberikan kompensasi seperti pembebasan biaya abonemen bulan (November) ini, tapi pada pencatatan meteran berikutnya hanya mencatat meteran air sesuai dengan yang tertera pada meteran. "Bulan depan, kami hanya mencatat pemakaian air yang terbaca di meteran. Jadi, jika pemakaiannya cuma 10 meter kubik ya hanya segitu yang ditagih," tegas Ramses. [HBS/N-3]



Post Date : 20 November 2007