Jakarta, Kompas - Sebanyak 230 keluarga yang tinggal di Kelurahan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, bersiaga menghadapi kemungkinan banjir kiriman dari Bogor dan Depok. Kawasan ini merupakan salah satu daerah yang kerap terkena imbas banjir kiriman.
Potensi banjir kiriman masih ada karena hujan masih turun di kawasan Bogor dan Depok. Ketinggian air, yang terpantau hingga Kamis (11/2) sekitar pukul 20.00 di Bendung Katulampa dan Pos Pemantau Air Depok, mulai meningkat walaupun masih di ambang batas normal.
Di Bendung Katulampa, ketinggian air terpantau 40 sentimeter (cm) atau naik dari 30 cm pada Kamis pagi. Ambang batas normal di Bendung Katulampa adalah 50 cm.
Di Pemantau Air Depok, ketinggian air kemarin malam mencapai 125 cm. Imih, petugas jaga di Pemantau Air Depok, mengatakan, ketinggian air masih di ambang normal.
Camat Tanah Abang Edi Supriadi mengatakan, saat ini pihaknya terus memantau ketinggian air di Pintu Air Katulampa. ”Kalau air di Katulampa sudah naik, kami akan bersiap karena kemungkinan banjir kiriman meluap sampai ke permukiman penduduk. Warga juga akan mendapatkan peringatan dini tentang kemungkinan banjir kiriman,” ucap Edi.
Daerah rawan banjir ada di RW 02 dan RW 03 Kelurahan Petamburan. Hari Rabu, air setinggi 20 sentimeter mencapai permukiman warga. Banjir kiriman itu biasanya berlangsung selama satu jam. Jika ketinggian air yang sampai rumah penduduk mencapai 50-60 sentimeter, pengungsian dilakukan.
Potensi banjir kiriman juga ada di Cawang, Jakarta Timur.
Hingga Kamis siang, ketinggian air di Kanal Barat yang terpantau di Pintu Air Karet mencapai 430 sentimeter. Riyadi, petugas jaga Pintu Air Karet, mengatakan, ketinggian air masih normal. ”Dari empat pintu air, kami membuka satu saja. Kalau volume air kiriman dari Bogor sudah tinggi, keempat pintu air bisa dibuka semua,” ucapnya.
Dari informasi di situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Jumat ini, kawasan Bogor dilanda hujan ringan hingga sedang. Hujan ringan juga berpotensi turun di Depok. Di Jakarta, hujan ringan diperkirakan terjadi di semua wilayah Jakarta.
Terendam
Setelah air Sungai Cimunceri yang merendam ratusan rumah di lima desa di Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, surut, kini sekitar 200 rumah di Desa Kuta Mekar, Kecamatan Cariu, tergenang air Sungai Cipete yang meluap.
”Baru saja Camat Cariu Pak Haris Wijaya menelepon saya, meminta bantuan tanggap darurat. Sekarang kami siap-siap ke sana bawa bantuan. Sungai Cipete meluap lagi. Kata Pak Camat, lebih parah daripada dua hari lalu karena sekarang yang tergenang sekitar 200 rumah,” kata Budi Aksomo, Koordinator Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Kabupaten Bogor.
Mengenai banjir di Parung Panjang, hujan dari sore hingga petang pada Rabu membuat air Sungai Cimunceri (anak Sungai Cisadane) meluap. Ratusan rumah di lima desa yang dialiri sungai tersebut tergenang air mulai ketinggian 50 cm sampai 1 meter. Namun, Kamis siang genangan air sungai surut.
Lima desa yang warganya terkena musibah adalah Desa Dago, Cikuda, Cibunarair, Kabasiran, dan Parung Panjang. Total banjir merendam 376 rumah yang dihuni sekitar 2.553 jiwa.
Banjir telah menghanyutkan dua rumah serta membuat tiga rumah rusak berat dan sisanya rusak ringan. Namun, perabotan rumah nyaris tidak ada yang dapat dipakai lagi. Sebab, banjir datang dengan tiba-tiba dan cepat sehingga warga panik dan segera meninggalkan rumah menuju tempat aman. Saat ini masih ada 12 kepala keluarga di Desa Dago hilir yang mengungsi di masjid. (RTS/ART)
Post Date : 12 Februari 2010
|