|
JAKARTA - Sejumlah warga di bantaran kali kembali terancam tergenang banjir menjelang musim hujan akhir tahun ini, namun mereka mulai mempersiapkan diri menyambut "tamu" tahunan itu. Sebagian warga di bantaran Kali Ciliwung yang berada di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, menyiapkan diri dengan membuat tinggi tanggul rumah mereka. Warga juga mulai mempersiapkan ronda pemantauan tinggi air Kali Ciliwung agar banjir yang datang bisa cepat diantisipasi. Hardi (26), warga Bukit Duri Pangkalan, RW 12 Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, mengatakan, dia sudah siap jika banjir tiba karena setiap tahun rumah petakannya tergenang air luapan Ciliwung. "Kalau banjir mah sudah biasa. Kita selalu siap dan waspada," ujar Hardi. Kesiapan Hardi terlihat dari beberapa perabotan rumahnya yang ditata ulang agar mudah dievakuasi. "Menjelang musim hujan kita beres-beres rumah. Perabotan yang agak mahal kita pindahkan agar mudah diangkat kalau sewaktu-waktu datang banjir. Kalau televisi kita naikkan ke lantai dua, biar aman," ucapnya. Hal yang sama juga disebutkan oleh Minah (22), warga RW 04 Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Minah yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga menyebutkan, seluruh tetangganya siap jika datang banjir. "Maklum kalau di sini kalinya meluap sedikit kita pasti kena banjir," ujar Minah yang kontrakannya hanya berjarak beberapa meter dari bantaran Kali Ciliwung. Minah yang sudah mengontrak di lokasi itu selama lima tahun menyebutkan, saat musim hujan permukaan air Kali Ciliwung bisa naik dengan cepat. "Dalam waktu satu jam, air bisa naik satu meter. Makanya kita harus siap, apalagi kalau saat banjir kita pas tidak ada di rumah," tutur Minah. Persiapan mengantisipasi banjir juga dilakukan oleh aparat pemerintah dari Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air, Pemerintah Kota Jakarta Selatan. Beberapa pekerja terlihat mulai membersihkan saluran-saluran air dari lumpur yang mengendap. Seperti halnya yang terlihat di Jalan Ampera, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, sejak Senin (27/9). Para pekerja membersihkan lumpur di saluran air sepanjang jalan itu. Selain itu Sudin PU Tata Air juga sedang melakukan pengerukan di Situ Babakan dan Situ Mangga Bolong, Jagakarsa. Pengerukan situ itu dimaksudkan agar lumpur tidak terbawa ke aliran di hilir. Berdasarkan data posko banjir musim lalu, di wilayah Jakarta Selatan terdapat 24 titik rawan banjir. Daerah itu tersebar pada bantaran empat sungai yang melintas di Jakarta Selatan, seperti Kali Ciliwung, Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, dan Kali Grogol. Pada musim hujan, sungai-sungai itu biasanya meluap antara 50 sentimeter hingga satu meter. Ketinggian itu sudah cukup membuat rumah warga di sekitar bantaran tergenang. Relokasi Bantaran Sementara itu, pemerintah yang akan merelokasi bantaran sungai dengan mengembalikan fungsinya masih ditanggapi dingin oleh warga. Masyarakat di sekitar bantaran Kali Ciliwung masih menolak program Pemprov DKI untuk memindahkan warga dari daerah bantaran kali itu. Pemprov DKI yang berencana memindahkan warga dengan program transmigrasi dan rumah susun itu masih dianggap dingin. "Saya kalau dipindahkan ke rumah susun sih mau saja, asal murah. Tapi kalau transmigrasi saya terus terang tidak mau. Saya lebih baik pulang kampung," ujar Hardi. Minah menyebutkan, program pemerintah untuk memindahkan warga dari bantaran akan sia-sia karena kebanyakan warga sudah betah tinggal di lokasi itu meskipun kebanjiran. "Saya tidak mau pindah ke rumah susun, apalagi ikut transmigrasi. Di sini sudah betah, saudara-saudara saya di sini semua," ucap Minah. Menurut informasi, pemerintah berencana membangun rumah susun di sepanjang jalur hijau yang terbentang dari Jalan Tebet Raya hingga Jalan MT Haryono, beberapa tahun mendatang. Rumah susun itu direncanakan akan menampung warga bantaran dan korban penggusuran. (KR/S-26) Post Date : 29 September 2004 |