Warga Iuran Membeli Sumber Air

Sumber:Media Indonesia - 28 Agustus 2009
Kategori:Air Minum

SEBANYAK 33 warga Dusun Gemawang, Desa Sanggrahan, Kecamatan Kranggan, Temanggung, Jawa Tengah, terpaksa iuran untuk membeli sumber air seharga Rp15 juta.

Kepala Dusun Gemawang Supomo mengatakan sumber air yang sudah dibeli itu terletak di Dusun Klisat, Desa Kalimangging, Kecamatan Kaloran. Lokasinya, sekitar 14 km dari Dusun Gemawang.

`'Kami sudah menyerahkan Rp15 juta itu ke warga Dusun Klisat. Kuitansi pembayaran juga sudah kami terima,'' tutur Supomo, kemarin.

Sayangnya, menurut Supomo, air itu belum bisa dialirkan ke dusunnya. Pasalnya, mereka belum mampu membeli pipa paralon dan slang air untuk mengalirkan air dari sumber tersebut. `'Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa mengupayakan paralon dan slang air sehingga air bisa mengalir ke dusun kami,'' ujarnya.

Biasanya warga mengambil air dari sungai kecil Sekere, sekitar 500 meter dari permukiman warga. Sayangnya, sumber air satu-satunya milik warga itu telah kering saat kemarau datang.

Kondisi itu membuat warga terpaksa mengajukan permintaan bantuan air bersih pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung. Sudah lama permintaan bantuan diajukan, tapi air yang ditunggu tak kunjung datang. Pengedropan air ke dusun itu baru diberikan Rabu (26/8) dari dinas sosial setempat.

Berdasarkan data, 4.513 KK di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dilanda bencana kekeringan saat musim kemarau 2009.

Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Temanggung Agus Sudaryono mengatakan jumlah tersebut tersebar di 33 dusun, 20 desa, dan 8 kecamatan.

Sementara itu, kemarau panjang yang melanda wilayah Kalimantan Selatan dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan ribuan hektare tanaman padi di sejumlah daerah mengalami kekeringan.

Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Kalsel, Aus Al Kausar mencatat sepanjang 2009 luas areal tanaman padi di Kalsel yang mengalami kekeringan mencapai 3.281 hektare, tersebar di sejumlah wilayah sentra pertanian seperti Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah.

Kemarau juga mengancam ribuan hektare areal pertanian lainnya setelah terjadinya intrusi air laut pada daerah pertanian pesisir. Lebih dari 5.000 hektare areal perladangan tidak bisa ditanami. (TS/DY/N-2)



Post Date : 28 Agustus 2009