|
KARANGANYAR - Semangat warga Dusun Ngrandu, Karangbangun, Kecamatan Jumantono, patut ditiru. Bosan dengan kekeringan yang melanda warga desa, setiap kali datang musim kering, mendorong mereka mengupayakan sumber air bersih untuk digunakan bersama. ''Kami iuran semampunya untuk membangun sumur artesis yang dibangun degan dana Rp 218 juta. Kini, 155 KK warga dusun, tidak lagi kekurangan air bersih. Sumur itu bisa kami gunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih seluruh warga,'' kata Sugeng Wiyatmo, Kepala Desa Karangbangun, Senin malam. Dia begitu bangga menceritakan keguyuban warga dusun itu, dalam mencari jalan keluar agar bisa memperoleh air bersih. Warga dusun itu bukanlah orang kaya. Bahkan kebanyakan petani. Namun mereka pantang menyerah agar bisa mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-harinya. Bayangkan, sekitar beberapa tahun terakhir, warga iuran secara rutin. Hasilnya, dari 155 KK itu terkumpul dana Rp 58 juta. Donatur Meski sudah cukup banyak, tapi untuk membangun masih sangat kurang. Maka, mereka keliling mencari donatur ke beberapa dermawan, instansi pemerintah, lembaga, dan sebagainya. ''Hasilnya, terkumpul dana lebih dari Rp 100 juta. Tapi lagi-lagi masih kurang sekitar Rp 50 juta. Akhirnya, warga sepakat mencari pinjaman ke bank, dengan jaminan seluruh warga akan membayar secara iuran. Maka terkumpullah dana lebih dari Rp 218 juta, dan bisa digunakan memulai membangun sumur artesis dan instalasi mengalirkan air ke rumah warga.'' Sumur dengan kedalaman lebih dari 200 meter itupun mampu mengalirkan air cukup bagus, sehingga bisa dibagi ke seluruh rumah warga. Mereka tidak lagi kekurangan air di saat musim kemarau, yang memang sangat mengganggu aktivitas mereka selama ini. Bupati Karanganyar Rina Iriani saat meresmikan sumur artesis swadaya warga mengaku sangat kagum dan salut kepada kegigihan warga. Selama ini, swadaya masyarakat di Karanganyar memang sangat tinggi. Dana yang disediakan Pemkab terlalu kecil jika dibandingkan dengan swadaya masyarakat. Pemkab memang hanya bisa memberikan dana stimulan saja kepada warga, sedangkan sebagian besar kebutuhan pembangunan diserahkan kepada warga sendiri. (an-67) Post Date : 31 Oktober 2007 |