|
INDRAMAYU – Ribuan masyarakat Indramayu mulai kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Menyusutnya sumber air baku milik PDAM membuat perusahaan milik daerah ini tidak bisa memasok air bersih pada warga. Suplai air bersih dari PDAM telah terhenti sejak dua hari lalu. Warga Perumahan Margalaksana, Asta,mengaku saat ini untuk memenuhi kebutuhan air, dirinya terpaksa membeli air galon kemasan. “Air dari kemarin tidak mengalir. Malam juga tidak ngocor. Kami sangat membutuhkan air untuk kebutuhan MCK,”kata dia. Kondisi ini dipastikan terjadi hampir di seluruh perumahan dan pemukiman warga di kota Indramayu yang tersambung dengan instalasi air milik PDAM. Selama dua hari ini,air dari PDAM tidak bisa mengalir. Beberapa perumahan yang mendominasi sebagai pelanggan PDAM adalah perumahan Margalaksana I; Margalaksana II; Griya Paoman Asri; Bumi Mekar; Marga Mekar; Griya Cidayu; BTN Lama. Selain itu,sejumlah kelurahan juga ada yang mengalami krisis air seperti di Kelurahan Margadadi; Lemahabang; Lemahmekar; Kepandean; Karanganyar; Karangmalang; Paoman; Sindang; dan Bojongsari. Warga lainnya yang tinggal di Kelurahan Karangmalang Nursyamsiba mengaku harus mengungsi ke rumah saudaranya untuk bisa mendapatkan air sumur. Sebab, kata dia, air PDAM yang biasanya mengalir normal,sudah mati. “Terpaksa mandi di rumah saudara yang punya air sumur. Kalau di rumah,air sudah tidak mengalir lagi,”tegas dia. Dirut PDAM Tirta Dharma Ayu Indramayu Suyanto mengakui, adanya krisis air dalam dua hari terakhir. Dia menjelaskan, matinya saluran air dari PDAM akibat debit air dari Sungai Cimanuk yang menjadi pasokan utama air PDAM terus berkurang. Tidak hanya itu,kata dia,pengolahan air yang terjadi di sejumlah instalasi juga mengalami penurunan hingga 30%. “Ini berdampak pada berkurangnya suplai air bersih bagi warga,”ujar dia. Suyanto meminta maaf atas kondisi yang ada saat ini.Dia berharap, krisis air bersih bisa cepat diselesaikan. Saat ini, pihak PDAM sedang mengupayakan agar debit sumber air baku bisa kembali meningkat.Sekarang, kondisisumberairbakuandalan PDAM Tirta Dharma Ayu berada di bawah batas normal. Sementara itu,Pemerintah Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan menyepakati perubahan kompensasi air untuk pemenuhan kebutuhan air PDAM Cirebon dari sumber mata air Cipaniis,Kuningan, naik dari Rp80/m3 menjadi Rp110/m3 yang mulai berlaku awal tahun 2013. Kesepakatan tersebut ditandatangani langsung oleh kedua kepala daerah di Ruang Pertemuan Hotel Grage Sangkan,Desa Sangkanurip, Kuningan,disaksikan oleh para pejabat dinas terkait,kemarin. Kepala Bagian Hukum Setda Kuningan Andi Juhandi mengatakan, kesepakatan penetapan kenaikan kompensasi air tersebut berdasarkan klausul perjanjian awal antara Pemerintah Kuningan dan Cirebon tentang peninjauan ulang kerja sama setiap tiga tahun. “Dari hasil evaluasi kami selama tiga tahun berjalan terdapat beberapa hal yang memaksa perlu dilakukan perubahan perjanjian kerja sama,” kata Andi. Dasar kenaikan kompensasi tersebut, dijelaskan Andi, adalah karena tingkat inflasi Kabupaten Kuningan berdasarkan perhitungan Bank Indonesia (BI) yang mencapai 109,3% dan peningkatan biaya perawatan sumber mata air di Desa Paniis. Selain itu,lanjut Andi,debit air yang mengalir dari mata air Cipaniis ke pipa PDAM Kota Cirebon, ternyata melebihi jumlah SIPA (surat izin pengambilan air tanah) yang telah disepakati yaitu 750 m3 per detik, namun kenyataannya rata-rata debit air yang keluar mencapai 1.000 m3 per detik. Hal ini menyebabkan Kabupaten Kuningan mengalami kehilangan pendapatan untuk 250 m3 per detik air yang keluar tersebut. tomi indra/ mohamad taufik Post Date : 15 Agustus 2012 |