|
JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, minta warga Jakarta untuk waspada menghadapi siklus tahunan banjir yang sudah di depan mata. Ia menyatakan, pemerintah DKI belum dapat mengatasi 78 daerah rawan banjir. "Selama Banjir Kanal Timur (BKT) belum selesai, masyarakat harus siap-siap kebanjiran," kata Sutiyoso, Rabu (19/10). Banjir di Jakarta tidak akan dapat diatasi tuntas sebelum proyek Banjir Kanal Timur (BKT) selesai. "BKT memang bagian penting untuk atasi banjir," ujarnya. Untuk itu, Gubernur mengimbau agar segala pihak mendukung percepatan proyek BKT. Menurut Gubernur, Jakarta tidak bisa mengatasi banjir sendiri tanpa dukungan daerah di sekitarnya. Sutiyoso berharap konsep pembangunan Jakarta sebagai satu ekosistem dengan wilayah-wilayah perbatasan seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur (Bopuncur) akan segera terwujud. Banjir di Jakarta, papar Sutiyoso, dapat diatasi dengan membangun situ-situ besar di bagian selatan Jakarta untuk mengurangi debit air. Situ-situ itu digunakan sebagai kantung air untuk menampung air sebelum akhirnya disalurkan melalui sungai-sungai di dalam wilayah Ibu Kota. "Jika konsepnya tidak dalam satu kesatuan, maka akan terjadi perbenturan kepentingan dengan daerah tetangga," ujar Sutiyoso. Ia menambahkan, daerah Depok yang berbatasan dengan Jakarta misalnya, justru mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga jika Jakarta minta di sana dijadikan danau akan sulit jika tidak dalam satu komando. Untuk meredam banjir, Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Pemerintah Kotamadya Jakarta Timur mengadakan normalisasi saluran air. "Normalisasi dilakukan di 74 titik di seluruh wilayah Jakarta Timur," tutur Agus Karsono, kepala Sudin PU Tata Air Jakarta Timur, Rabu (18/10). Program normalisasi, menurut Agus, dimulai sejak 10 Agustus 2005. Dan menurut rencana akan selesai pada pertengahan November 2005. Pantauan di lapangan, Sudin PU Tata Air sedang melakukan normalisasi saluran di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender. Saluran yang dinormalisasi sepanjang 400 meter dengan lebar 1,8 meter dan tinggi dua meter. Normalisasi dilakukan dengan memperlebar dan memperdalam saluran yang telah ada sebelumnya, ungkap Agus. "Dengan normalisasi ini, kami berharap wilayah Jakarta Timur tidak terendam air lagi saat musim hujan datang," tuturnya. Agus menambahkan, normalisasi akan dilakukan di seluruh saluran air yang ada di Jakarta Timur. Agus juga berharap normalisasi saluran air di 74 titik tersebut bisa selesai sebelum musim hujan tiba. ( c31/c38 ) Post Date : 20 Oktober 2005 |