Warga Harus Membeli di Desa Tetangga

Sumber:Kompas - 21 September 2005
Kategori:Air Minum
Cirebon, Kompas - Warga Desa Tanjakan, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, kesulitan mendapat air bersih. Mereka harus membeli air Rp 500 hingga Rp 600 per liter ke desa tetangga, jaraknya sekitar tujuh kilometer, Selasa (20/9).

Warga selama ini mengandalkan sumur resapan karena di Desa Tanjakan belum ada jaringan dari Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Indramayu.

Sudah beberapa bulan ini hujan tidak turun. Akibatnya warga harus mencari air di Desa Karangampel, sekitar tujuh kilometer dari Desa Tanjakan. Padahal, di desa ini ada sekitar 1.200 kepala keluarga dengan rata-rata empat anggota keluarga, kata Slamet, seorang warga desa.

Menurut sejumlah warga, kurangnya air sangat terasa di musim kemarau. Sumur sebagai sumber air, airnya asin karena intrusi air laut jaraknya 500 meter dari desa.

Taufik, warga Desa Tanjakan, bertutur, selain asin, air sumur juga berkarat sehingga tidak bisa digunakan mandi dan memasak.

Kini warga membuat semacam kolam untuk menampung air hujan. Namun, akibat sulitnya air sementara aktivitas keseharian mendesak, kolam itu juga dipakai untuk mencuci dan buang air.

Keadaan ini terjadi hampir di setiap musim kemarau, dari sekitar Juni hingga enam bulan atau bahkan lebih ke depan. Air bantuan dari pemerintah baru turun sekarang, padahal sudah memasuki bulan ketiga, kata Casma, warga lainnya.

Warga Kuwu Tanjakan, Ame Slamet, mengatakan, karena kurangnya pasokan air bersih, maka sawah pun dialiri air asin.

Kepala Hubungan Masyarakat, PDAM Indramayu, Rusnandi Hermawan, mengatakan belum ada saluran air bersih ke Desa Tanjakan karena jaraknya mencapai 14 kilometer dari instalasi utama di Tirta Maya. Hingga kini, hanya Sungai Cimanuk yang diandalkan untuk masalah air.

Saat ini seminggu sekali PDAM menyalurkan secara manual tangki air ke desa. Sekali kirim sekitar 4.000 liter air, kata Rusnandi. (d01)



Post Date : 21 September 2005