|
[YOGYAKARTA] Sebagian besar warga Kabupaten Gunungkidul memanfaatkan bantuan dana kompensasi kenaikan BBM berbentuk subsidi langsung tunai (SLT) untuk membeli air bersih dari pihak swasta. Kondisi tersebut dipicu oleh habisnya dana pengadaan air bersih yang dimiliki pemerintah kabupaten. Seperti diungkapkan warga Saptosari, Budiarsih, pihaknya sudah mendapatkan info bahwa bantuan air dihentikan sementara dan baru akan diberikan Oktober mendatang. "Lalu dalam satu bulan ini, kami harus minum apa, sedang bantuan air bersih itu pun hanya cukup untuk minum selama tiga hari. Dropping pun untuk satu minggu sekali," katanya. Dana SLT memang untuk membantu kehidupan rakyat miskin, sedang air sebagai kebutuhan pokok yang harus ada, mau tidak mau harus dibeli. "Karena kejadian gempa Mei itu, semua sumur penduduk mendadak kering. Biasanya, masih ada air yang mengalir dari sumber mata air di goa-goa, tapi saat ini tidak ada sama sekali, jadi satu-satunya cara adalah beli air itu. Ini pun kami membeli beramai-ramai, satu tangki untuk empat keluarga selama satu minggu," ujarnya. Sementara itu, menurut warga lainnya, Rachmadi, bantuan air dari donatur sangat minim bahkan tidak ada, karena semua perhatian ditujukan kepada korban gempa. "Kami menyadari bahwa korban gempa memang butuh perhatian lebih, karena itu, meski dengan air telaga yang kami jernihkan sendiri dan membeli air dari pihak swasta seharga Rp 120.000 per tangki, harus kami lakukan secara mandiri. Tetapi karena penghasilan kami pas-pasan, pas ada dana SLT, pas kami butuh air," ujarnya. Dikonfirmasi tentang hal itu, Kepala Kantor Inkom Kabupaten Gunungkidul, Supriyanto menyatakan, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah mengusulkan melalui dana tak terduga sebesar Rp 400 juta dan akan digunakan untuk menanggulangi kekurangan air bagi warga di 11 kecamatan. "Masyarakat tidak perlu cemas, sebab dropping air tetap akan dilakukan," ujarnya. Sementara itu, berdasarkan data dari Pemkab Gunungkidul, total penerima bantuan kompensasi BBM sebanyak 118.173 KK, dengan dana Rp 33,7 miliar. [152] Post Date : 29 September 2006 |