|
GARUT– Ribuan masyarakat Desa Margaluyu, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut terpaksa menggunakan air selokan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jauhnya letak mata air dari lokasi permukiman, membuat ribuan warga di desa ini terpaksa memanfaatkan air pembuangan Situ Jongor yang telah tercemar limbah rumah tangga. Dari informasi yang dihimpun, ribuan warga tersebut berasal dari empat kampung di Desa Margaluyu, yaitu Kampung Bojong Pulus RW 9, Kampung Tambakan RW 10, Kampung Madur RW 11, dan Kampung Cigastihilir RW 12. Ketua RT 04/12 Kampung Cigastihilir Bubun Budiman menuturkan, air dari saluran pembuangan ini biasanya digunakan warga untuk mencuci pakaian, perabot rumah tangga, mandi, hingga memasak dan minum. “Jarak antara rumah warga menuju mata air lebih dari 1 km.Ada 3.000 jiwa dari ratusan kepala keluarga (KK) di desa kami yang menggunakan air ini,”katanya kemarin. Warga Kampung Madur, Nunung Karyati, 25, mengaku, meski menggunakan air selokan setiap hari,namun dirinya tidak pernah mengalami penyakit serius. Sebelum digunakan untuk memasak dan minum, air tersebut diendapkan terlebih dahulu. “Airnya tidak berbau. Makanya saya bersama warga lain berani menggunakannya juga. Kami pun tidak pernah mengalami penyakit berat akibat memakai air pembuangan ini.Paling gatal-gatal sedikit,” tuturnya. Warga lainnya,Imas Kartika, 36,warga Kampung Bojong Pulus, berharap pemerintah dapat membuat saluran dan penampungan dari mata air Lamping. Kepala Desa Margaluyu Ise Fachrudin membenarkan kondisi yang dialami warganya. Dia mengaku, pihak desa sudah melayangkan permohonan bantuan untuk dibuatkan saluran dan penampungan air ke pemerintah di tingkat kabupaten, provinsi,hingga pusat Menurut Fachrudin, sulitnya warga memperoleh air bersih bukan hanya terjadi pada musim kemarau. Penggunaan air selokan untuk kehidupan sehari-hari juga dikonsumsi warga pada musim hujan. fani ferdiansyah Post Date : 28 September 2012 |