|
BANJARNEGARA (Media): Mengeringnya sumber mata air dan sumur di Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), membuat penduduk setempat menggali dasar Sungai Gumelem untuk memperoleh air bersih. Mereka membuat lubang-lubang di dasar Sungai Gumelem yang telah mengering. Hasil galian itu cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Seorang warga di Desa Susukan, Kecamatan Susukan, Tarkem, 54, mengungkapkan kekeringan yang melanda desanya sebetulnya waktunya mundur jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kalau 2006, mata air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih mengering mulai Juni, sedangkan tahun ini mata air mengering Juni. "Kami terpaksa membuat lubang-lubang di dasar sungai untuk memperoleh air bersih karena sebagian warga di sini tidak punya sumur," jelas Tarkem, warga setempat, kemarin. Bahkan, warga yang memiliki sumur juga ikut-ikutan mencari air bersih dengan menggali di dasar sungai. Pasalnya, sumur-sumur milik warga dengan kedalaman sekitar 15-20 meter mulai mengering. "Sudah hampir sepekan sumur saya mengering. Kalau ingin mendapatkan air bersih bisanya cuma pada pagi hari. Namun, jumlahnya tidak seberapa. Setelah itu airnya keruh lagi," ungkap Wakijo, warga desa lainnya. Untuk keperluan memasak, warga memanfaatkan air yang keluar dari galian di dasar sungai. Untuk kepentingan mandi, cuci, dan kakus, warga memanfaatkan air sungai yang masih mengalir. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkab Banjarnegara Kukuh Haryadi mengatakan sebanyak 46 desa di 10 kecamatan rawan kekeringan. "Data itu sudah kami laporkan ke gubernur," tandasnya. Pada bagian lain, krisis air juga melanda Pulau Sabu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Untuk mendapatkan air, perempuan dan anak-anak di wilayah itu terpaksa berjalan kaki selama lima jam untuk mendapatkan air di desa tetangga. "Mereka naik gunung turun gunung ke desa-desa yang masih ada air," ujar Inggi Gie, warga Pulau Sabu. Krisis air mulai melanda Pulau Sabu sejak awal Juni 2007 setelah pulau terpencil itu dilanda kekeringan hebat tahun ini. Pada bagian lain, Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, meminta petani di empat kecamatan agar mematuhi pola tanam dalam memasuki musim kemarau tahun ini karena rawan terjadi kekeringan. Empat kecamatan yang berlokasi di Malang selatan itu antara lain Kalipare, Sumbermanjing Wetan, Bantur, dan Donomulyo. (LD/PO/BN/N-2) Post Date : 16 Juli 2007 |