|
MADIUN, KOMPAS - Warga empat desa di Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, masih kesulitan memperoleh air bersih, meskipun hujan sudah beberapa kali terjadi di wilayah itu. Sejumlah warga berupaya menggali sumur di tengah sungai yang mengering agar bisa mendapatkan air bersih. Keempat desa yang kesulitan air bersih di Balerejo adalah Desa Waru Rejo, Babadan Lor, Kedung Rejo, dan Kuwu. Menurut Sirum dan Minem, warga Desa Waru Rejo, sejak Juli lalu air di sumur-sumur warga yang kedalamannya sekitar empat meter sampai tujuh meter sudah mengering. Warga kemudian mencoba memperdalam sumur guna mendapatkan air bersih. Sumur yang kedalamannya baru empat meter diperdalam menjadi tujuh meter, sedangkan yang sudah tujuh meter diperdalam menjadi 12 meter. Upaya ini membuahkan hasil, tetapi hanya untuk beberapa waktu. Menjelang akhir Agustus, sumur yang diperdalam mengering. Selanjutnya, untuk memperoleh air bersih, sejumlah warga mencoba membuat sumur di tengah Sungai Jeroan yang berada di desa tersebut, yang kondisinya kering setiap musim kemarau. Namun, setelah beberapa waktu digunakan, air di sumur itu juga habis. "Air di sumur baru terisi lagi paling cepat tiga hari, paling lama satu minggu. Saat air sumur terisi, warga berebut untuk bisa mendapatkan air bersih di sumur itu," kata Minem, Minggu (19/10). Karena dua upaya yang dilakukan warga itu tidak bisa memenuhi kebutuhan air bersih sampai datangnya musim hujan, tidak ada cara lain warga harus berjalan antara 500 meter sampai dua kilometer ke sumber air di Dusun Tumplek, Waru Rejo, guna memperoleh air bersih. "Setiap hari, pagi dan sore sampai pukul 24.00, warga masih antre di sumber air untuk bisa memperoleh air bersih," kata Sirum. Sumber air di Tumplek dimanfaatkan bukan hanya oleh warga Waru Rejo, tetapi juga warga dari desa-desa tetangga yang juga kesulitan air bersih seperti Babadan Lor, Kuwu, dan Kedung Rejo. Kesulitan air di desa-desa ini, menurut Sugiyanto, warga Babadan Lor, selalu terjadi saat musim kemarau dan selalu bertambah parah. Dia melihat ketinggian permukaan air di dalam sumur setiap tahun terus menurun. "Sekitar setengah meter setiap tahun," ujarnya. Semakin menipisnya debit air sumur inilah yang membuat mereka berharap Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Madiun membuat jaringan pipa air bersih ke empat desa tersebut. "Kalau tidak begitu, setiap kemarau warga akan menderita karena kesulitan memperoleh air bersih," kata Sirum. Akibat sulitnya memperoleh air bersih ini, Minem menceritakan dia bersama keluarganya tidak bisa merayakan Lebaran awal Oktober lalu. "Untuk mandi, mencuci, masak kebutuhan sehari-hari saja susah, tidak mungkin bisa masak khusus untuk merayakan Lebaran," tuturnya. (apa) Post Date : 20 Oktober 2008 |