|
JAKARTA PUSAT (SINDO) Sedikitnya 192.500 pelanggan PDAM Jaya di lima wilayah Ibu Kota kekurangan pasokan air bersih. Hal ini disebabkan dua operator asing di bidang penyediaan air, PT Thames PAM Jaya (TPJ) dan PAM Lyonnaisse Jaya (Palyja), mengalami krisis air baku. Akibatnya, suplai air bersih menjadi terganggu. Sudah tiga hari ini, pasokan aliran tersendat-sendat. Bahkan, saya terpaksa menumpang mandi di kantor,ujar Nunung,24,warga Kramat Kwitang, Jakarta Pusat, kemarin. Direktur PDAM Jaya Haryadi Priyohutomo mengakui gangguan pasokan air terjadi sejak sepuluh hari belakangan ini. Pasokan air baku terus menurun drastis, tandasnya. Dia menjelaskan, sebanyak 25% dari 370 ribu pelanggan air bersih TPJ di sepuluh kecamatan terganggu. Kecamatan itu adalah Ujung Menteng, Senen, Johar Baru, Kemayoran, Cempaka Putih, Kelapa Gading, Cilincing,Tanjung Priok,Pademangan, Ciracas, dan Pasar Rebo. Sementara, 30% dari 350 ribu pelanggan air Palyja juga mengeluh karena kesulitan pasokan air. Mereka berada di kawasan Semanggi, Tomang, Thamrin,Casablanca,Harmoni, Latumenten, Sawah Besar, dan Muara Karang. Menurutnya,krisis air ini terjadi lantaran pasokan air baku dari waduk Jatiluhur terus menurun sejak 6 Januari 2007. Diketahui, pasokan normal di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pejompongan I dan IPA Pejompongan mencapai 6.200 liter per detik. Tapi pada 16 Januari malah parah lagi,pasokannya menurun drastis sekitar 37% atau 1.632 liter per detik untuk IPA Pejompongan I dan 2.300 liter per detik untuk IPA Pejompongan II. Begitu juga dengan IPA Pulogadung dan IPA Buaran I dan II. Biasanya IPA Pulogadung menerima pasokan air mencapai 4.400 liter per detik. Namun pada 16 Januari, melorot menjadi 28% atau sekitar 2.948 liter per detik. Sementara pasokan air baku dari IPA Buaran I dan II yang normalnya 5.500 liter per detik, kini hanya 3.827 liter per detik atau turun 35%. Haryadi mengatakan, ketinggian air di waduk Jatiluhur hanya 83,99 meter karena kemarau panjang. Padahal, normalnya, 105 meter dan dikatakan kritis jika ketinggian air mencapai 75 meter.Kami minta pemerintah pusat proaktif mengatasi krisis air baku, karena kelangkaan air baku ini di luar otoritas kami, ujarnya. Menurut anggota Badan Regulator (BR) PAM Jaya Firdaus Ali, jika suplai air baku tidak ditangani, besar kemungkinan Jakarta akan mengalami krisis air pada 2009. Dia menyarankan, untuk menyuplai air dapat dilakukan dengan menampung air hujan. Ada 78 titik genangan di kawasan rawan banjir.Nah,ini bisa ditampung di deep tunnel yang dibangun di kedalaman 100 meter. Jadi, kalau sedang kemarau, bisa dialirkan ke wilayah yang kering,tandasnya. Untuk mengatasi krisis ini, PAM Jaya bersama pemerintah pusat akan membuat siphon (terowongan bawah sungai) di Kali Bekasi. Pihaknya sudah mengusulkan pembangunan siphon pada 2003 lalu. Siphon ini berfungsi mengaliri air baku dari Kali Bekasi hingga ke waduk Jatiluhur. Selama ini, aliran air baku tersebut kerap mubazir karena terbuang ke laut. Selain itu, aliran itu juga kerap dialihkan untuk memasok bagi para petani di kawasan tersebut. Akibatnya, pasokan air baku ke Jakarta berkurang. (sujoni) Post Date : 17 Januari 2007 |