|
Jakarta, Kompas - Meski awal musim hujan di wilayah Jakarta baru akan terjadi pada bulan November dan puncak musim hujan baru bulan Januari, warga Jakarta terutama yang tinggal di daerah rawan banjir diminta mempersiapkan diri dan mewaspadai kemungkinan terjadinya gejala alam itu. Apalagi, akhir-akhir ini hujan juga sudah sering turun. Sementara, 40 persen atau sekitar 32 dari 78 daerah rawan banjir saat ini sudah berada dalam kategori daerah genangan. Artinya, daerah tersebut sulit terbebas dari genangan karena letaknya lebih rendah dari permukaan air. "Kami (sudah) melakukan langkah semaksimal mungkin untuk mengantisipasi banjir. Namun menghadapi musim hujan, saya mengharapkan masyarakat Jakarta waspada terhadap ancaman curah hujan yang tinggi. Warga jangan membuang sampah ke sungai yang justru mengakibatkan banjir," kata Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso seusai rapat pimpinan mengenai Antisipasi Banjir di Balaikota, Senin (4/10). Menurut Sutiyoso, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) memperkirakan curah hujan yang terjadi pekan lalu merupakan hujan pada masa transisi antara musim kemarau dan hujan. Gubernur juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke sungai atau selokan. Karena itu, ia sangat menyayangkan terjadinya penumpukan sampah seperti di pintu air Manggarai. Tak punya rencana makro Secara terpisah, Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pengungsi DKI Jakarta Subagio mengatakan, Jakarta belum memiliki perencanaan makro mengenai penanganan banjir seperti halnya perencanaan makro-transportasi. Jadi jangan berharap kalau Jakarta bisa bebas banjir. "Masih banyak waduk yang belum terbangun. Setiap tahun terjadi penurunan daratan 8-10 cm," katanya. Khusus untuk Jakarta Pusat, setidaknya terdapat 10 titik rawan banjir. Kepala Suku Dinas Ketenteraman Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat (Tramtib dan Linmas) Jakarta Pusat Sulaiman Bachtiar mengatakan, daerah rawan banjir itu adalah Kebon Kacang, Pejompongan, Benhil, Karang Anyar, Mangga Dua Selatan, Gunung Sahari Utara, Serdang, Kebon Sirih, dan Petamburan. "Yang paling parah adalah empat wilayah, yakni Gunung Sahari Utara, Serdang, Kebon Sirih, dan Petamburan," ujar Sulaiman menjelaskan. (PIN) Post Date : 05 Oktober 2004 |