Warga Diimbau Tampung Air di Tandon

Sumber:Kompas - 16 September 2011
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Hujan mulai turun di Jakarta dan sekitarnya, Kamis (15/9). Namun, untuk mengantisipasi kemarau masih berlangsung, PT Aetra tetap mengimbau warga agar menampung air di tandon.

”Untuk jaga-jaga, sebaiknya warga juga selalu mengisi bak penampungan air agar tak kesulitan air kalau pasokan kurang,” kata Corporate Secretary PT Aetra Yosua L Tobing.

PT Aetra, sebagai salah satu operator PDAM, siap menyediakan air untuk warga yang membutuhkan. Pihaknya akan mengutamakan kebutuhan komunal seperti di kawasan padat penduduk.

Sejauh ini, menurut Yosua, produksi air tidak mengalami gangguan, tetap 9 meter kubik per detik.

Sebelumnya, Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Pitoyo Subandrio (bukan Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kompas 15/9) menyebutkan, ketersediaan air Sungai Ciliwung dan Cisadane masih mencukupi untuk air baku.

Pasokan berkurang

Meski demikian, sebagian agen penjualan air bersih di Jakarta Utara merasakan pasokan air dari PAM selama kemarau ini berkurang. Menurut Sari (21), agen air di Koja, biasanya tempat penampungan air bisa terisi penuh sampai 3 meter kubik, tetapi sekarang hanya bisa separuhnya.

Pemantauan di Tangerang, warga yang menggunakan sumur bor juga merasa airnya mulai berwarna kuning, ada juga yang tidak mengalir lagi. ”Sudah dua bulan saya terpaksa harus membeli air,” kata Deni B (35), warga Perumahan Bumi Cipondoh Asri, Cipondoh, Kota Tangerang, yang masih menggunakan sumur pompa sedalam 15 meter.

Hal yang sama dirasakan oleh Dedi (40), warga Perumahan Taman Royal 3, Kota Tangerang. ”Sudah dua bulan air menguning dan ngalirnya tinggal sedikit,” ujarnya.

Sebagian warga Kota Depok juga mengalami krisis air tanah. Air di dalam sumur warga menyusut sehingga perlu memperdalam dan membuat sumur baru. Warga memenuhi kebutuhan air dari tetangga dan air galon yang dibeli di sekitar rumah. Krisis air ini menyulitkan aktivitas warga sehari-hari.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Depok Yayan Arianto membenarkan kekeringan yang terjadi di sejumlah permukiman warga. Penyebabnya adalah tingginya konsumsi air tanah. Hingga kini, 83 persen warga Depok mengonsumsi air tanah, hanya 17 persen mengonsumsi air dari perusahaan air minum. (PIN/MDN/BRO/NDY)



Post Date : 16 September 2011