Gedong Tataan, Kompas - Sebanyak 2.020 warga Desa Sinar Harapan, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Lampung, keracunan merkuri. Itu terjadi setelah mereka mengonsumsi air dan ikan dari sungai yang diduga tercemar limbah merkuri dari penambangan emas.
Korban berasal dari dua dusun terpencil, yaitu Dusun Cikantor I dan Cikantor Jaya. Tiga di antara mereka sempat kritis.
Hingga Senin (9/8), satu orang warga Dusun Cikantor I, Asmani (32), masih dirawat di Puskesmas Gedong Tataan. ”Saat dibawa ke sini, Sabtu (7/8), ia tidak sadarkan diri,” ungkap Imelda Carolia, Kepala Puskesmas Gedong Tataan, Senin.
Ia mengatakan, warga yang dirawat sebagian besar mengalami gejala muntah-muntah, pusing, nyeri, dan ulu hati panas. ”Rata-rata mereka datang dengan kondisi dehidrasi, tenggorokannya seperti terbakar. Ini akibat pengaruh air raksa (merkuri),” ujar Imelda.
Menurut Imelda, kasus keracunan akut, seperti yang menimpa ratusan warga Desa Sinar Harapan, termasuk langka. ”Kejadian ini sangat luar biasa.”
Kinah (30), warga, mengeluhkan rasa sakit kepala dan nyeri di kaki dan perut. Itu terjadi setelah ia memakan ikan lele dari Sungai Cikantor, Sabtu siang. Sungai ini diyakini tercemar merkuri dari penambangan emas.
Uding (40), Ketua RT 01 RW 07 Cikantor Jaya, menuturkan, ikan di Sungai Cikantor dan yang dipelihara di kolam warga mati mendadak akhir pekan lalu.
Menanggapi keracunan itu, Kepala Kepolisian Resor Lampung Selatan Ajun Komisaris Besar Muslim Siregar mengatakan, polisi telah menerjunkan tim untuk mengambil sampel air sungai yang diduga tercemar merkuri bersama dengan dinas terkait. Meski ada indikasi pencemaran dari tambang emas, polisi tidak bisa terlalu dini menyimpulkan.
”Kelihatannya ada indikasi ke sana, tetapi kita lihat hasil uji sampel nanti,” katanya. (jon)
Post Date : 10 Agustus 2010
|