Warga Desak TPA Direlokasi

Sumber:Koran Sindo - 27 Oktober 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BATURAJA(SINDO) – Warga mendesak Pemkab OKU segera merelokasi tempat pembuangan akhir (TPA) Batuputih karena sudah tidak bisa lagi menampung tumpukan sampah.

Kondisi TPA yang terletak di Desa Batuputih,Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten OKU,ini semakin memprihatinkan. Tumpukan sampah yang menggunung tak sebanding dengan areal luas TPA yang difungsikan. Bahkan, sampah-sampah berserakan hingga ke badan jalan.

Warga Desa Batuputih merasa terganggu dengan sampah- sampah yang meluap mendekati pemukiman mereka yang hanya berjarak 50 meter dari lokasi TPA tersebut. Selain itu, sampah yang luber telah mencemari lingkungan sekitarnya. Polusi sampah sudah mencemari anak Sungai Panang yang berjarak sekitar 300 meter dari muara Sungai Lengkayap.Padahal, sungai tersebut mengaliri beberapa kecamatan di Kabupaten OKU dan cukup vital bagi warga setempat.

Dengan kondisi seperti itu,warga menuntut TPA Batuputih segera direlokasi ke TPA baru di daerah Gunung Meraksa,Kecamatan Lubuk Batang. “TPA ini sudah sangat tidak layak lagi. Bukan hanya sampah biasa,sampah jenis tinja pun dibuang di sini. Saat sampah yang menumpuk hingga ke badan jalan belum disingkirkan, sampah berikutnya kembali datang,” kata Nasir yang bermukim hanya sekitar 15 meter dari lokasi TPA Batuputih.

Dia mengungkapkan, polusi air yang dihasilkan dari sampah telah mencemari Sungai Panang. Bahkan, hasil penelitian Bapedalda dan tim dari Palembang beberapa waktu lalu membuktikan bahwa kandungan pencemarannya sudah di ambang batas. Kalau ini dibiarkan atau belum direlokasi, tentu akan berakibat buruk pada lingkungan termasuk warga Desa Sukamaju yang letaknya sangat dekat dengan sampah.

“Di sana ada sekitar 501 KK Desa Sukamaju,” kata Nasir yang juga ketua ranting PDI Perjuangan ini. Dia menyebutkan, mesin pengolah pupuk kompos yang berada di tengah TPA sama sekali tidak pernah difungsikan. Berbagai cara telah ditempuh untuk meminta pemerintah merelokasi TPA.Kepada warga,kata dia,pemkab telah berjanji untuk merelokasi TPA ke Desa Gunung Meraksa karena lahannya telah dibeli. ”Demo saja sudah tiga kali.

Kalau dalam waktu dekat TPA ini tidak dipindahkan, kami akan mengumpulkan tanda tangan atau demo lagi,”katanya. Dia menceritakan, kawasan ini didirikan menjadi TPA sejak 1985 silam. Sang pemilik lahan, yakni mantan Wali Kota Administratif Baturaja Zainal Arifin, menyewakan lahannya ke pemerintah setempat. Awalnya,lokasi ini diimingimingkan akan dibangun Pasar Kalangan atau Terminal sehingga masyarakat rela menghibahkan tanah untuk dibangun jalan.

“Waktu itulah oleh pemerintah lokasi ini dijadikan tempat membuang sampat untuk sementara, tapi nyatanya malah keterusan hingga sekarang,”ungkapnya. Penjaga TPA Batuputih, Supriyanto, membenarkan bahwa tumpukan sampah yang ada di TPA ini telah menjorok hingga ke badan jalan. Hal itu disebabkan ketiadaan alat berat untuk menggusur sampah guna dialihkan hingga bagian tengah,sehingga setiap mobil pengangkut sampah langsung membuangnya di dekat jalan.

Akibatnya, rumah dinas penjaga TPA yang seharusnya didiami, tidak pernah lagi ditempati karena telah dikepung sampah yang kotor dan bau.“Ya,seharusnya memang tinggal di rumah dinas itu,tapi siapayangmautinggaldisana. Binatang disuruh pun pasti tidak mau,” papar istri Supriyanto. Supriyanto bersama keluarganya lebih memilih bermukim agak berjarak sekitar 5 meter dari TPA.

Tahun Depan, Pindah ke Gunung Meraksa

Sementara itu,Kepala Dinas Kebersihan Keindahan dan Penanggulangan Kebakaran Kabupaten OKU Zandi Soleh tak menampik anggapan bahwa TPA Batuputih kondisinya semakin memprihatinkan dan tidak layak lagi dijadikan TPA.

Dia mengaku, warga sudah memberikan masukan semacam itu kepadanya. Dia menjelaskan,sebenarnya lahan TPA Batuputih memiliki luas 4 ha, tetapi hanya bisa difungsikan sekitar 2 ha. Selebihnya,kawasan TPA itu dipisahkan sebuah jurang (terdapat anak Sungai Pahan). Oleh sebab itu, dia berharap Dinas PU dapat merealisasikan pembangunan TPA yang baru di daerah Gunung Meraksa. Dana pembangunan diambil dari APBD Kabupaten OKU 2009.

“Melalui anggaran 2008 lalu, sketsa gambar untuk pembangunan TPA baru di luas lahan sekitar 33 ha telah dilakukan melalui Bappeda. Tinggal realisasi pembangunan yang diharapkan bisa dilakukan melalui anggaran 2009,”ucap Zandi. Dia menyebutkan, semakin memburuknya kawasan TPA Batuputih saat ini karena ketiadaan alat berat berupa buldoser untuk memindahkan tumpukan sampah. Penyewaan alat berat terbilang susah karena kebanyakan disewa kalangan kontraktor untuk mengerjakan proyek pembangunan.

Di lokasi TPA baru nantinya, lanjut dia, harus disediakan alat berat untuk memudahkan kerja sekaligus dapat mengoptimalkan rencana pengelolaan sampah menjadi pupuk kompos.Pada saat bersamaan, pihaknya juga akan mengusulkan penambahan angkutan pembawa sampah di samping beberapa kontainer dan tong sampah. Namun, dia pesimistis TPA Batuputih dapat direlokasi mulai awal 2009 karena pembangunan TPA di Desa Gunung Meraksa itu membutuhkan proses yang cukup panjang.

“Bukan hanya TPA, bangunan penunjang lainnya kan juga harus dibangun.Tapi yang jelas, TPA lama lokasinya jauh dari pemukiman penduduk,yakni sekitar 1 km dan sebelumnya rencana tersebut telah disosialisasikan kepada penduduk,” papar Zandi dengan tegas.

Dia menambahkan, jika dalam 1,5 bulan sampah di TPA Batuputih belum digusur menggunakan alat berat,kondisinya akan lebih memprihatinkanlagi.” Dalamwaktunormal, sampah yang dihasilkan per harinya mencapai 84 meter kubik,”tuturnya. (jimmy octa harto)



Post Date : 27 Oktober 2008