KUNINGAN – Sungguh ironis warga Desa Padamulya,Kecamatan Maleber,Kabupaten Kuningan. Pada peringatan Hari Air Dunia ke-19 kemarin dan di tengah-tengah gencarnya Pemkab Kuningan membangun puluhan embung penampungan air untuk mengairi area pertanian dan jutaan meter kubik air dijual ke Kabupaten dan Kota Cirebon, namun mereka masih mengalami susahnya memperoleh air bersih.
Untuk mendapatkan air bersih, warga Desa Padamulya rela mengantre sejak pukul 15.00-21.00 WIB di sebuah sumur dekat SD inpres desa tersebut karena sumur itu adalah satu-satunya sumber mata air yang masih mengeluarkan air. Saniti, 34,warga Dusun Lima Babakan, Desa Padamulya, harus berjalan hingga satu kilometer untuk bisa mendapatkan air bersih di sumur tersebut.
Dia rela mengantre bersama ratusan warga lain demi terpenuhinya kebutuhan air bersih keluarganya. ”Sudah menjadi kebiasaan setiap memasuki musim kemarau kami harus antre mendapatkan air bersih di sumur ini,” katanya kemarin. Kepala Desa Padamulya Edo Rusda mengatakan, bantuan Program Air Minum Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang diberikan pemkab pada Oktober lalu berupa pembuatan bak penampungan air bersih di sumber air Desa Cimulya yang jaraknya mencapai 8 km, saat ini kondisinya rusak karena terseret longsor pada musim hujan.
”Akibat musibah longsor menyebabkan pipa yang menyalurkan air bersih dari mata air Cimulya rusak dan sebagian hanyut terbawa air Sungai Cisanggarung. Kami sudah berupaya secara swadaya untuk memperbaiki, namun kami terkendala biaya,” ucapnya. Menanggapi ini, Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda telah menginstruksikan Dinas Cipta Karya (DKC) dan PDAM Kuningan untuk segera mengambil tindakan.
”Sebagai tindakan tanggap darurat, saya sudah instruksikan PDAM mengirim tangki air bersih untuk warga Desa Padamulya. Sedangkan untuk masalah kerusakan saluran air bersih akan ditangani Dinas Cipta Karya. Hari ini (kemarin), petugas DKC sudah survei ke lokasi,”ujarnya. mohamad taufik
Post Date : 16 Juni 2011
|