|
BANJAR, (PR).-Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah tampaknya menjadi persoalan tersendiri bagi Kota Banjar. Hal itu menyusul adanya sikap pro dan kontra oleh sebagian warga tentang TPA Cibeureum yang akan dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah bagi Kota Banjar. Penolakan TPA Cibeureum muncul dari sejumlah warga Desa Jajawar, yang khawatir akan terjadinya polusi air Sungai Citanduy. Selama ini, terutama pada musim kemarau warga Jajawar selalu memanfaatkan air Sungai Citanduy. "Kami takut air sungai akan tercemar. Padahal selama musim kemarau kami selalu mengandalkan kebutuhan air dari Sungai Citanduy. Posisi kami ini ada di sebelah bawah, jadi pasti akan menerima kiriman air yang lewat Cibeureum," ujar Dadang warga Jajawar. Kekhawatiran itu merupakan hal yang wajar, karena lokasi Desa Jajawar berada di bagian hilir, sedangkan lokasi TPA Cibeureum berada di bagian atas (hulu). TPA itu sendiri letaknya berada di tepi sungai. Sementara itu warga Dusun Babakan, Desa Cibereum, Kota Banjar sendiri juga dihinggapi kecemasan. Hal itu terkait dengan ancaman pencemaran akibat adanya TPA. Namun demikian, di lain pihak ada pula warga mulai dapat menerima keberadaan TPA itu setelah ada jaminan dari pihak Pemkot Banjar yang akan melakukan penanganan sampah dengan baik dan memerhatikan kelestarian lingkungan. Kepala Desa Cibeureum, Tatang mengatakan, pihak Pemkot Banjar telah memberikan jaminan penanganan sampah tidak sampai menimbulkan pencemaran di Sungai Citanduy. Pengelolaan sampah akan dilakukan sesuai dengan sistem dan mekanisme penatalaksanaan sampah yang memerhatikan lingkungan. Sementara ini Kota Banjar belum memiliki TPA. Saat ini Kota Banjar sudah menentukan lokasi TPA di Cibeureum seluas 3,7 hektare, namun belum dioperasikan. (A-101) Post Date : 21 Mei 2007 |