Warga Delapan Desa Konsumsi Air Keruh

Sumber:Suara Pembaruan - 31 Juli 2007
Kategori:Air Minum
DEMAK - Kesulitan air bersih mulai dirasakan warga Demak. Sedikitnya delapan desa di Kecamatan Kebonagung terpaksa mengonsumsi air keruh yang berasal dari Sungai Sekunder Doreng yang melintang sepanjang desa-desa tersebut.

Kedelapan desa itu, Pilangwetan, Kebonagung, Tlogosih, Sarimoyo, Babat, Mangun Lor, Megonten dan Plampok Lor. Warga dari desa tersebut menggunakan air sungai bukan hanya untuk kebutuhan minum dan mandi, tetapi juga untuk mencuci serta buang air besar. Bahkan di beberapa tempat terlihat warga yang memelihara ternak bebeknya di tepi sungai membiarkan ternaknya itu bebas berada di sungai.

Salah seorang warga RT 04 RW 02 Desa Tlogosih Suwar (65) mengaku, hampir dua hari sekali mengambil air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap musim kemarau, ia bersama istrinya, Suwarni (60) ''mengangsu'' air sungai dan ditampung dalam dua gentong besar. Biasanya, air diendapkan selama sehari dan diberi tawas. Begitu kotoran mengendap, baru diambil airnya untuk keperluan sehari-hari.

''Tetapi kalau tidak ada persediaan air yang telah diendapkan, ya terpaksa memasak air yang baru diambil dari sungai meskipun keruh.''

Bukan hanya dirinya yang mengambil air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Warga melakukan hal itu karena tidak ada persediaan air bersih di daerahnya. Sejak kemarau, sungai-sungai banyak yang tidak berair. Kalau pun ada, air yang keluar terasa asin tidak tawar sehingga tidak dapat dikonsumsi.

Timbulkan Penyakit

Warga lainnya, Warsidi (42) mengatakan, air sungai yang selama ini diminum rasanya lebih enak dibanding dengan air mineral yang dijual pada umumnya. Karena itu ia lebih memilih meminum air sungai yang telah diendapkan dari pada minuman lainnya. Bukan hanya Warsidi, anak-anak di desa-desa itu juga tidak sungkan meminum langsung air dari sungai, walau warna airnya keruh.

Kondisi tersebut tentu berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, kendati sebelum warga meminumnya terlebih dahulu dimasak. Pamong Desa Tlogosih, Didit Ariyanto menuturkan, hampir setiap musim kemarau warga desanya mengonsumsi air sungai. Kebiasaan itu membuat beberapa warga mengalami gangguan kesehatan, dari diare hingga ada yang terkena batu ginjal.

Salah seorang yang terkena batu ginjal akibat penumpukan endapan minuman air sungai adalah Sri Wahyuni (46) warga RT 05 RW 02. Namun penyakitnya dapat disembuhkan setelah menjalani operasi di rumah sakit di Grobogan.

''Warga memang mengaggap biasa, tetapi kami merasa tidak tega melihat seperti itu,'' katanya didampingi staf Kesra Desa, Mashuri.

Dia berharap ada perhatian dari pemerintah kabupaten atau provinsi agar membuatkan air artetis untuk memenuhi kebutuhan warga. (H1-16 )



Post Date : 31 Juli 2007