Cirebon, Kompas - Sembilan mobil tangki air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Cirebon mulai hari ini, Selasa (6/10), akan menyuplai kebutuhan air bersih warga di delapan Kabupaten Cirebon yang mengalami kekeringan dan belum tersentuh hujan. Warga miskin yang bukan pelanggan PDAM pun akan mendapatkan suplai air gratis setiap hari.
Kecamatan yang mengalami krisis air bersih, di antaranya, Kapetakan, Kaliwedi, Suranenggala, Gunungjati, Talun, Astanajapura, Gegesik, dan Losari. Hingga Senin malam, gerimis hanya mengguyur sebagian Kecamatan Gunungjati, tetapi hanya berlangsung 10 menit. Pembagian air tetap diprioritaskan ke Kapetakan dan Suranenggala karena kekeringan sudah parah dan banyak warga miskin yang tidak mampu berlangganan PDAM.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, untuk memenuhi kebutuhan air, warga di Kampung Dukuh dan Pegagan di Kecamatan Kapetakan, seperti Hatitia (28) dan Casila (30), mengaku harus mengeluarkan uang Rp 1.000 per 20 liter. "Minumnya diirit-irit. Untuk mandi pakai air sumur di sawah saja," kata Hatitia yang suaminya bekerja sebagai tukang becak.
Kondisi tersebut sudah berjalan setidaknya sebulan ini dan selama itu belum ada mobil tangki yang menyuplai kebutuhan air untuk mereka. Bupati Cirebon Dedi Supardi menyatakan, belum didistribusikannya air dari mobil tangki karena berdasarkan laporan, air PDAM masih mengalir untuk pelanggan. Namun, kini mobil tangki mulai dioperasionalkan untuk melayani kebutuhan warga miskin yang tak berlangganan PDAM.
"Setiap hari mobil tangki PDAM akan berkeliling memasok air gratis," kata Dedi.
Untuk keperluan penyuplaian air bersih, Pemerintah Kabupaten telah menyiapkan Rp 200 juta-Rp 400 juta untuk pendanaan air bersih mulai besok hingga musim kemarau usai November nanti. Jumlah tersebut hanya untuk biaya operasional dan pembelian air. Bantuan bibit tanaman seperti tahun lalu sementara ini ditiadakan. Prioritas utama adalah penyediaan air bersih. Melegakan
Turunnya bantuan air, diakui Narsad (30), warga Desa Dukuh, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, sedikit melegakan. Namun, ia ragu bantuan itu bisa memenuhi kebutuhan air warga. "Tahun lalu kami harus berebut air dari tangki, dan banyak yang tidak kebagian," katanya.
Ketua Paguyuban Masyarakat Pencinta Sungai Bambang Sasongko mengakui, pembagian lewat mobil tangki tidak akan merata. Menurut dia, Pemkab seharusnya menyediakan tandon air khusus agar pembagian air bisa lebih teratur. Tandon itu juga bisa digunakan sebagai penyimpan air pada musim hujan. (NIT)
Post Date : 06 Oktober 2009
|