[TANGERANG] Warga Cipeucang Kecamatan Serpong menolak rencana Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang akan menjadikan wilayah ini sebagai tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Jika Pemkot tetap menjadikan Cipeucang sebagai TPA, maka warga akan melakukan perlawanan.
"Kami jelas menolak, apa pun alasannya," ujar Ketua Rukun Warga di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Aen Marhaen, Kamis (7/1).
Kelurahan Kademangan berbatasan langsung dengan Kampung Nambo Cipeucang, dihuni sedikitnya 1.000 kepala keluarga yang berada di enam rukun tetangga. Cipeucang merupakan tempat pembuangan akhir sampah sementara yang berlokasi di Serpong sekitar 1 kilometer dari Pasar Serpong. Lahan seluas 2,4 hektare itu awalnya hanya tempat pembuangan sampah pasar Serpong sejak 20 tahun lalu.
Karena berkembangnya wilayah dan jumlah penduduk yang semakin padat, berangsur-angsur tempat tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah permanen warga di wilayah Kabupaten Tangerang. "Setiap harinya sekitar 35 rit truk sampah masuk ke sini," ujar Zaenal, seorang pemulung.
Namun sejak dua tahun lalu, kata Zaenal, warga menghentikan aktivitas pembuangan sampah di sana. Selain tumpukan menggunung, juga terjadi genangan di rumah warga saat hujan tiba. Hujan juga mengakibatkan kerusakan jembatan disana, sehingga warga kesal dan menuntut pemerintah.
Lebih lanjut, Zaenal yang sudah menjadi pemulung belasan tahun itu mengaku, meski belum dipenuhi, aktivits pembuangan sampah masih terjadi, namun jumlahnya jauh lebih sedikit, paling 6 rit setiap hari. Namun, sejak beberapa hari terakhir sejalan dengan ditariknya truk sampah milik Pemkab Tangerang, tidak ada lagi sampah yang dibuang ke sana. [132]
Post Date : 08 Januari 2010
|