|
CIPATAT -- Warga Kampung Cimerang, Desa/Kec Citatah, Kab Bandung menuntut pemkab dan DPRD setempat segera memutuskan masalah rencana pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) Citatah. Mereka menuntut pemkab menolak rencana pembangunan TPA di sekitar tempat tinggalnya. Ketua Solidaritas Untuk Penolakan Tempat pembuangan Akhir Sampah (STOP TPA), Kurniawan, mengatakan, wacana pembangunan TPA Citatah sudah bergulir selama tiga bulan sejak Desember 2005. Namun, imbuh dia, hingga saat ini Pemkab Bandung belum memberikan keputusan tegas atas rencana tersebut. Saat ini, ungkap Kurniawan, warga RW 12 Kampung Cimerang yang berjumlah 210 kepala keluarga (KK), dari total sebanyak 240 KK, menginginkan ketegasan pemkab menolak rencana tersebut. ''Warga sudah hilang kepercayaan kepada Pemkab dan DPRD Kabupaten Bandung. Kita ingin persoalan ini segera diketuk palu oleh pemkab untuk ditolak,'' ujarnya kepada Republika, Kamis (23/3). Menurut Kurniawan, selama ini pemkab seolah-olah tidak mengindahkan aspirasi warga Cimerang. Padahal, ungkap dia, warga sudah menunjukkan sikap yang tegas untuk menolak rencana pembangunan TPA. ''Beberapa kali aspirasi warga seolah-olah tidak pernah didengar pemkab,'' ujarnya. Kondisi warga, lanjut Kurniawan, saat ini tidak dalam keadaan emosi untuk melakukan penolakan terhadap rencana pembangunan TPA. Namun dia berharap, warga Cimerang tetap bisa menjaga soliditasnya dalam aksi penolakan ini. ''Memang ada beberapa kali upaya kompromi dengan warga, namun warga tetap menolak rencana tersebut,'' cetusnya. Kurniawan menilai pemerintahan setempat pun, seperti aparat di Kecamatan Cipatat dan Desa Citatah, seringkali tidak mengakomodasi aspirasi dan keinginan warga. Seharusnya, kata dia, Pemkab Bandung dan DPRD Kabupaten Bandung turun langsung ke lapangan dan bertanya kepada warga Cimerang mengenai alasan penolakannya. ''Kita tidak pernah bisa mengandalkan pemerintahan setempat,'' tuturnya. Disinggung mengenai kondisi lingkungan di lokasi yang rencananya akan dibangun TPA, Kurniawan mengatakan lahan tersebut merupakan areal produktif apabila digunakan sebagai lahan pertanian. Selain itu, imbuh dia, ada sekitar tiga titik mata air yang selama ini masih dimanfaatkan oleh warga Cimerang, yaitu mata air Cibuluh, Ciseke, dan Ciparay. ''Sumber mata air tersebut seharusnya diselamatkan bukannya dikorbankan demi kepentingan pembangunan TPA yang jelas akan berdampak buruk bagi warga Cimerang,'' papar Kurniawan. (dra ) Post Date : 24 Maret 2006 |