Warga Cibungur Tuntut Keseriusan Pemerintah

Sumber:Pikiran Rakyat - 24 November 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BANDUNG, (PR).-Warga sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, kembali menuntut kejelasan dan keseriusan pemerintah soal refungsionalisasi lahan itu. Jika kawasan itu kembali menjadi TPA, warga menginginkan pemerintah memfasilitasi relokasi permukiman warga.

Salah satu wakil warga Kampung Cibungur, Desa Batujajar Timur, Kec. Batujajar, Kab. Bandung Barat, Widyo mengatakan hal itu ketika datang ke kantor Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) Jln. Kawaluyaan Indah Bandung, Jumat (23/11). Ia ditemani sekitar 20 warga lainnya.

Ia mempertanyakan lahan yang belum dibebaskan milik sembilan warga kampung. Mereka juga belum mendapatkan kejelasan projek pengolahan sampah yang akan diterapkan di sana. Oleh karena itu, mereka menyayangkan pemagaran yang dilakukan pemerintah. Tindakan itu meresahkan masyarakat dan membuat anak-anak merasa takut.

Mereka meminta agar tidak perlu ada pengamanan oleh aparat Satpol PP. Sebelum projek itu berjalan lebih jauh, mereka meminta supaya lahan dibebaskan lebih dulu dan ada komunikasi lebih jelas mengenai teknologi yang diterapkan.

Kepala Seksi Teknik Penyehatan, Buce Syahbudi, yang menerima mereka, menjelaskan, refungsionalisasi lahan bekas TPA Leuwigajah Cimahi membutuhkan waktu lama. Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) baru dikaji kembali pada 2008. Pelaksanaan amdal sudah mendapat sinyal positif agar dananya masuk dalam APBD 2008. Pembebasan lahan akan diselesaikan sampai akhir 2007.

Ia menyatakan sosialisasi sudah dilakukan sejak 21 Juni di kawasan Batujajar dan Cimahi. Namun, belum ada kepastian teknologi yang diterapkan karena menunggu proses yang sedang berjalan.

Batuan lempung

Kepala Pusat Geologi Lingkungan Dr. Ir. A. Djumarma Wirakusumah, Dipl.Seis., mengatakan, lokasi TPA Leuwigajah terdiri dari batuan lempung. Batuan lempung tidak cepat menyerap air, terutama air lindi sebagai sisa sampah sehingga tidak masuk ke akuifer. Kalau sudah menyerap ke akuifer, akan menyebabkan kehidupan manusia di tengah kota teracuni, tuturnya dalam Workshop Optimalisasi Pemanfaatan Informasi Geologi Lingkungan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup di Auditorium Geologi Jln. Diponegoro, Kamis (22/11).

Ia mengatakan, peristiwa longsor sampah di TPA Leuwigajah 21 Februari 2005, lebih disebabkan karena kegiatan hilir yaitu pengelolaan sampah yang menyalahi aturan. (A-160/A-158)



Post Date : 24 November 2007