Warga Cemaskan Banjir dan Longsor

Sumber:Kompas - 13 Juli 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Padang, Kompas - Sejak sepekan terakhir, Kota Padang, Sumatera Barat, setiap hari diguyur hujan. Belasan ribu warga, yang tinggal di daerah rawan banjir dan tanah longsor, mencemaskan terjadinya bencana yang bisa merenggut korban jiwa. Pemerintah Kota Padang sudah mengingatkan warganya untuk selalu waspada. Bahkan, warga yang bermukim di perbukitan rawan longsor diminta segera pindah.

"Setiap kali hujan, perasaan kami sudah waswas. Cemas, kalau-kalau hujan mengakibatkan bencana. Hampir selalu, kami dilanda banjir lumpur dan longsor," kata sejumlah warga di kawasan Bukit Lantiak, Kelurahan Seberang Palinggam, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Rabu (12/7).

Kecemasan warga cukup beralasan karena selain lokasi bekas longsor tahun 2005 masih labil, juga ditemukan sebanyak 18 patahan baru yang berpotensi longsor. Kondisi ini membuat kawasan itu semakin membahayakan.

"Pascalongsor tanggal 2 September 2005, ada tim ahli dari Pusat Penelitian Sumber Daya Air yang datang ke Sumatera Barat. Dari penelitian, kawasan Bukit Lantiak tidak memungkinkan lagi untuk dijadikan kawasan tempat tinggal. Karena potensi longsornya besar, ada 18 patahan yang kini mengancam keselamatan jiwa warga yang bermukim di kawasan bukit tersebut," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Sumbar Khalawi AH.

Seperti diberitakan, sebanyak 247 rumah yang dihuni 1.286 warga direndam banjir dan lumpur setebal 75 sampai 1 meter akibat longsor Bukit Lantiak. Selama September 2005 terjadi dua kali banjir lumpur yang tergolong parah. Warga sampai sekarang masih cemas dan trauma akan munculnya banjir lumpur dan longsor susulan.

Khalawi menjelaskan, tanah Bukit Lantiak cepat jenuh sehingga setiap kali hujan lebat, yang mencapai 268 mm, mudah longsor. Kondisi tanah perbukitan umumnya berupa lempung tufaan yang belum mengalami pengompakan sehingga mudah hancur dan mudah mengalami longsor.

"Selain itu, kawasan Bukit Lantiak, topografi dan morfologinya berupa perbukitan yang terjal dengan kemiringan rata-rata lebih 45 derajat. Dan daerah ini dilalui oleh struktur geologi berupa patahan yang dapat teraktifkan kembali menjadi daerah labil. Dari hasil penelitian, ditemukan 18 lokasi patahan/rekahan, yang potensi longsor. Apalagi terdapat banyak bongkah bebatuan beku yang besar yang sangat berbahaya bagi penduduk di bawahnya," ungkapnya.

Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi mengimbau bupati/wali kota di Sumbar untuk mengidentifikasi daerah-daerah rawan bencana di daerah masing-masing. Pasalnya, BMG menginformasikan, prakiraan akan terjadinya hujan lebat disertai badai dalam beberapa bulan ke depan.

"Sebagai antisipasi dini, saya sudah menyurati bupati/wali kota untuk segera mengidentifikasi daerah mana yang rawan bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Dan, mengingatkan warga agar menjauhi tempat-tempat yang rawan bencana, memperbaiki saluran air secara bergotong royong dan mengurangi/mengamankan harta benda yang secara fisik bisa rusak atau hilang akibat bencana," katanya. (NAL)

Post Date : 13 Juli 2006