|
SUKOHARJO (KR) - Pada musim kemarau kali ini, sejumlah warga Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo kembali kesulitan air bersih. Sumur-sumur milik warga dengan kedalaman lebih 20 meter, bahkan 100 meter lebih, tidak lagi menyisakan air. Para warga juga berburu air di salah satu sumur yang masih bisa diambil airnya. Kerumunan warga yang mencari air yang berasal dari daerah yang jaraknya berkilo-kilo meter dari lokasi sumur itu, kata sejumlah warga Dukuh Kepuh Desa Kunden Kecamatan Bulu, terlihat sejak subuh hingga malam hari. Kami benar-benar kesulitan mencari sumber air bersih, sumur-sumur kami kering dan hanya kelihatan bebatuan, kata Pandoyo (47) warga Kepuh Bulu, kepada KR, kemarin. Dikatakan kenaikan BBM (Bahan Bakar Minyak) juga berdampak pada beban hidup mereka. Sebelum BBM naik warga yang membeli air dari PDAM (Perusahaan daerah Air Minum) Sukoharjo hanya mengeluarkan ongkos Rp 75 ribu untuk setiap tangki kapasitas 4 ribu liter. Sekarang harus harganya Rp 95 ribu per tangki. Air satu tangki ini hanya cukup digunakan untuk memasak selama setengah bulan saja, ujarnya yang didampingi Lurah Desa Kunden, Purno BSc. Sedangkan untuk keperluan minum masih harus ngangsu di desa tetangga yang berjarak kurang lebih 500 meter, sementara untuk keperluan mandi terpaksa pergi ke sungai yang berjarak kurang lebih 3 km. Kalau kami punya uang membeli air ke PDAM dan ngangsu air ke sumur hanya satu kali setiap harinya. Jika tidak mampu membeli terpaksa ngangsu dua kali sehari, tiap pagi dan sore bersama puluhan warga lain,paparnya. Lurah Desa Kunden, Purno BSc, mengakui masalah rawan air bersih merupakan kejadian rutin tahunan yang biasa dialami warga desanya. Sebetulnya, sudah ada upaya dari pemerintah kabupaten untuk mengatasi masalah kekeringan yang rutin terjadi tiap tahun ini yakni dengan pembuatan sumur artetis di Dusun Sumberagung. Sayangnya sumur artetis dengan kedalaman kurang lebih 120 meter dan menelan dana tidak kurang dari Rp 100 juta tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh warga. Tiap setengah jam sekali mesinnya mati karena daya listrik tidak kuat. Mesin untuk mengangkat air itu berkekuatan kurang lebih 3.500 watt. Jika sumur artetis dapat berfungsi dengan baik maka jaringannya akan meliputi sejauh 1,5 km hingga ke Dusun Ngesong yang secara geografis merupakan wilayah tertinggi di Desa Kunden. Sumur itu hanya bisa dipakai satu dua bulan setelah itu mangkrak hingga kini kira-kira selama satu tahun, paparnya seraya menambahkan, terkait kondisi sumur itu pihaknya sudah melaporkan ke Kantor Pemberdayaan Masyarakat Sukoharjo. Menurut Purno BSc, di Desa Kunden terdapat 4 dusun yang rawan air bersih yakni Dusun Ngesong, Pencil, Kepuh, dan Sumber Agung. Adapun jumlah Kepala Keluarga di Desa Kunden ini sebanyak 274 KK, ujarnya. Desa Kunden sendiri, jelasnya, merupakan salah satu desa di Kecamatan Bulu yang selalu rawan air bersih bersama dengan Desa Sanggang dan Desa Kamal. Bahkan, rawan air bersih yang terjadi di Kunden dan Kamal adalah yang paling parah dibandingkan wilayah lainnya. Jika hingga dua bulan mendatang hujan tidak kunjung turun maka rawan air bersih yang melanda wilayahnya akan semakin menjadi-jadi. Sejauh ini, belum ada bantuan atau droping air bersih dari pihak manapun. (Ami)-c Post Date : 10 Oktober 2005 |