|
[BRASTAGI] Penduduk Kota Brastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, mengeluh akibat mengalami kesulitan pasokan air bersih. Menurut Direktur Eksekutif Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pelestarian Alam (Palapa), Lailan Syahrir, pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi kepada penduduk, selama ini selalu tersendat. Setiap harinya, setiap rumah tangga dapat menikmati pasokan air dari PDAM selama 1,5 jam pada pagi hari. Yakni, mulai pukul 04.30-06.00 WIB. Selebihnya keran air yang terpasang di rumah-rumah penduduk tidak mengucurkan air alias macet. Kondisi tersebut terjadi selama satu tahun terakhir. "Kita bersama warga sudah berkali-kali mempertanyakan hal ini kepada manajemen PDAM Tirtanadi. Tetapi alasannya sangat klasik, yakni debit air berkurang. Ini alasan yang jelas mengada-ada alias tidak masuk akal," kata Lailan Syahrir, kepada Pembaruan, Kamis (20/4). Sementara itu, Marlin Ketaren penduduk Brastagi yang dikonfirmasi mengakui kondisi yang terjadi tersebut telah mengakibatkan penduduk resah. Banyak penduduk dengan terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli tempat penampungan air. Hal ini dilakukan untuk menyimpan pasokan yang ada. Lailan Syahrir mensinyalir ada sebuah konspirasi yang mengakibatkan kondisi tersebut. Karena menurutnya, krisis pasokan air bersih yang dialami penduduk ternyata sangat berbeda dengan seluruh penginapan, hotel yang ada di Brastagi. Hasil survei yang dilakukannya, total kurang lebih 20 villa dan 3 hotel di Brastagi yang juga memasok air bersih melalui PDAM Tirtanadi, tidak pernah kekurangan air bersih. Di penginapan yang ada, air bersih selalu tersedia bahkan melimpah. "Jadi, ada diskriminasi dalam hal ini," katanya. Ia mengharapkan agar pihak yang berwenang segera melakukan pemeriksaan termasuk mengaudit PDAM. [151] Post Date : 21 April 2006 |