Warga Bontoa Dambakan Air Bersih

Sumber:Koran Tempo - 17 Oktober 2011
Kategori:Air Minum
MAROS - Sekitar 26 ribu masyarakat di delapan desa di Kecamatan Bontoa berharap pemerintah bisa menyediakan sarana air bersih. Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Kecamatan Bontoa Abdul Hamid mengatakan sudah 20 tahun lebih warga Bontoa kesulitan air, terutama pada musim kemarau.
 
"Kalau wilayah ini memang tidak bisa mendapat pelayanan air bersih, yang penting ada air tawar untuk keperluan rumah tangga," kata Abdul Hamid saat dialog terbuka antara masyarakat, Perusahaan Daerah Air Minum Maros, dan Dinas Pekerjaan Umum Maros di kantor Badan Penyuluhan Pertanian, Kecamatan Bontoa, kemarin.
 
Kepala PDAM Maros Abdul Baddar mengatakan wilayah Bontoa, yang berada di daerah pesisir, sulit dijangkau. Jarak daerah tersebut dengan instalasi bendungan Batu Bassi sekitar 25 kilometer. Dengan kapasitas mesin yang ada saat ini, air yang dihasilkan tidak bisa dipompa hingga ke daerah tersebut karena terlalu jauh.
 
Baddar mengatakan pihaknya sudah berusaha mencari persediaan air baku di wilayah Rammang-rammang, Desa Salenrang, dan Dusun Bunga Eja, Desa Tukamasea. Hanya, lokasi tersebut akan mengalami kekeringan saat masuk musim kemarau. "Kami masih mencari titik sumber air baku lain," kata Baddar.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Maros Abdul Salam mengatakan, jika sumber air telah ditemukan, pihaknya siap membantu membangun infrastruktur.
 
Saat ini warga Bontoa terpaksa mengeluarkan uang untuk mendapatkan air bersih. Mereka harus merogoh kocek Rp 1.000 per 20 liter air. Namun warga lebih memilih membeli air langsung kepada pemilik sumur di wilayah Panjjalingang, yang menjadi satu-satunya lokasi sumber air bersih.
 
"Kalau ke sumur, harganya hanya Rp 150 per 20 liter," kata Gilang, warga Desa Pajjukukang, saat ditemui di sumur milik Musbauddin. Di Panjalllingan hanya ada tujuh sumur yang bisa dimanfaatkan, sedangkan air di sumur lain terasa asin.
 
Misbauddin mengaku warga yang datang ke sumurnya bisa mencapai ratusan orang setiap hari. Setiap hari ia mendapat keuntungan sebesar Rp 50-70 ribu. "Tapi kalau Minggu bisa Rp 100 ribu karena banyak anak sekolah yang datang," katanya.| JUMADI


Post Date : 17 Oktober 2011