BULUKUMBA (SI) – Warga Dusun Baroangin, Desa Ara’, Kec Bonto Bahari, Kab Bulukumba, sejak beberapa hari ini kesulitan air bersih.
Untuk mendapatkan air bersih,warga harus rela mengantre di sumur umum sedalam 44 meter. Sangkala, 43, terpaksa berjalan kaki dari rumahnya yang berjarak 1 kilometer (km) menuju sumur umum tersebut sambil menarik kuda. Di atas kudanya bertengger sekitar lima jeriken yang digunakan untuk mengambil air bersih di sumur satu-satunya yang ada di kampung itu.Begitu juga para warga lainnya, mereka harus antre di sumur untuk mendapatkan air bersih.
Para warga menjejerkan jeriken mereka di pinggir sumur menunggu antrean.Siapa yang datang lebih dulu, dialah yang pertama memegang timba yang memang sudah disiapkan mengisi jeriken hingga penuh. Sulitnya mendapatkan air bersih di kampung yang berjarak sekitar 30 km dari Kecamatan Bonto Bahari ini sudah bertahun-tahun dirasakan masyarakat,tapi hingga kini belum mendapat perhatian dari pemerintah.
Meski ada tiga bak penampungan air bantuan Pemkab Bulukumba yang dipasang di pinggir sumur umum itu,tidak banyak membantu masyarakat.Warga memilih membawa jeriken, meski harus menempuh perjalanan hingga 1 km. Dia mengatakan, harus menggunakan kuda untuk mengangkut air, karena di tempat tinggalnya tidak ada sumber air bersih.
“Untuk mendapatkan air bersih kami harus menggali sumur hingga kedalaman puluhan meter. Kalau itu mau dilakukan harus membutuhkan tenaga banyak, sebab kontur tanah di kampung ini berbatu. Itulah sebabnya warga hanya menggali satu sumur umum yang ditempatkan di tengah pemukiman warga,” tuturnya di Dusun Marowanging kemarin. Pantauan Seputar Indonesia (SI) di desa itu,warga sejak pagi hingga siang hari, kemarin terus antre mendapatkan air bersih di sumur tersebut.
Seringnya menimba air di sumur sehingga tangan mereka cukup piawai menimba air.Seperti dilakukan Sri, bocah perempuan berumur 8 tahun ini, piawai menimba air untuk mengisi enam jeriken yang telah disiapkan. (baharuddin)
Post Date : 24 Agustus 2009
|