|
Akibat tumpukan sampah yang sudah sepekan dibiarkan saja, warga Biak protes. Tumpukan sampah itu dianggap telah mencemari udara serta mengganggu aktivitas warga kelurahan Samofa, distrik Samofa, di Biak, Papua. Akhirnya warga masyarakat RT 002 RW 05 tepatnya yang berdomisili di kompleks TKBM memalang Jalan Raya Condronegoro. Dua buah bak kontainer sampah yang dipenuhi sampah basah dan kering dan berada di pinggiran ruas jalan raya itu, dibongkar warga sehingga sampah-sampah berceceran menghalang lalu lintas jalan. Kendaraan yang menuju arah barat maupun dari arah timur, tidak bisa melewati jalan tersebut, karena selain jalan raya ditutup dengan sampah, warga juga menaruh balok pemalang. Meskipun pihak keamanan dan aparat pemerintah kelurahan setempat sudah melakukan negosiasi agar warga segera membuka jalan tersebut. Namun warga tetap bersikeras menuntut adanya perhatian pemerintah daerah atau instansi terkait agar dapat turun langsung membersihkan sampah-sampah tersebut. "Sampah ini sudah satu minggu menumpuk dan tak diangkut. Warga sudah tidak tahan karena setiap hari bau sampah mengganggu warga terutama pada saat makan siang," kata ketua RT 002 RW 05 Kelurahan Samofa, Eddi Meisiri saat ditemui Jurnal Nasional di lokasi pemalangan, Kamis (19/1). Kata Meisiri, warga tetap akan melakukan pemalangan hingga pihak kebersihan turun tangan mengangkut sampah-sampah tersebut. Begitu pula warga secara tegas meminta instansi terkait tidak lagi menaruh bak kontainer sampah di lokasi pinggiran ruas jalan itu. "Pemalangan sudah berlangsung dari jam 9 pagi dan ini akan terus dilakukan sampai Dinas Kebersihan datang mengangkut sampah beserta kedua bak kontainer ini. Juga agar pemerintah daerah dapat turun dan membuka mata, jangan hanya duduk di dalam kendaraan saja," tegasnya. Sementara itu, Kepala Seksi Lingkungan Jalan dan Pasar Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKP2) setempat, Marthen Wompere membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, permasalahan sampah sudah sangat memprihatinkan karena hampir dalam sepekan ini armada truk sampah yang beroperasi hanya satu unit saja. Dia hanya minta warga untuk tetap bersabar, karena permasalahan sampah di daerah ini bukanlah hanya tanggung jawab pihak DKP2 tetapi peran serta masyarakat dan semua pihak yang berada di kota ini. "Kendalanya karena dari empat truk sampah yang dimiliki DKP2, kini yang beroperasi hanya satu unit, sedangkan yang lainnya rusak sehingga terjadi penumpukan sampah di mana-mana," katanya. Ia juga berharap, terkait permasalahan sampah di daerah ini, perlu secepatnya juga pemerintah daerah dan legislatif menyusun sebuah regulasi sebagai payung hukum dalam mengatasi permasalahan sampah. Meskipun demikian, ia pun menjamin dalam satu hingga dua hari ke depan pihaknya akan melakukan pembersihan sampah. Bukan saja yang berada di Jalan Condronegoro tetapi sampah yang kini mulai menumpuk dan membusuk di beberapa ruas jalan kota. Post Date : 20 Januari 2012 |