|
MUSIM kemarau belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Kekeringan melanda berbagai kawasan Pulau Belitung. Sebagian warga, seperti di Tanjungpandan, kini mulai merasakan sulitnya memperoleh sumber air bersih di dekat kediamannya. Berbagai cara akhirnya ditempuh warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih, termasuk dengan mendatangi sumber-sumber yang masih bisa menyediakan air kebutuhan dalam jumlah banyak. Sumur tua yang berada di kawasan Jalan Melati Tanjungpandan, misalnya. Sumur yang letaknya beberapa puluh meter dari Rumah Sakit Umum (RSU) Kabupaten Belitung, sejak beberapa waktu belakangan semakin banyak didatangi warga yang bermaksud mengambil beberapa liter air bersih. Satu sumur lainnya yang juga masih memiliki persediaan air bersih dalam jumlah cukup banyak bisa ditemui di SD Negeri 39 Tanjungpandan. Sumur yang letaknya tidak jauh dari sumur di kawasan Jalan Melati juga ikut dikerubuti warga yang bermaksud mengambil air. Sumur-sumur ini memang masih mampu memenuhi kebutuhan air bersih. Sehingga tidak heran jika sebagian warga yang kesulitan memperoleh air bersih mengandalkan air dari sumur ini untuk kebutuhan mandi, mencuci, bahkan untuk konsumsi sehari-hari. Warga yang datang umumnya membawa wadah berupa beberapa jeriken. Mereka menimba air dalam sumur lalu dipindah ke jeriken yang mereka bawa. Beberapa orang bahkan ada yang datang membawa mobil sehingga bisa membawa sekaligus beberapa jeriken. Kondisi air sumur yang bersih juga dimanfaatkan sejumlah pedagang air. Mereka datang mengambil air bersih dan memasukkannya dalam jeriken ukuran 20 liter. Air ini kemudian dibawa berkeliling dan dijual kepada warga yang membutuhkan air bersih. Satu jeriken dijual seharga Rp 1.500, ujar Ladia, salah seorang pedagang air bersih sembari menimba air dari dalam sumur. Pendatang asal Sulawesi yang menetap di Desa Perawas ini tidak menghiraukan terik matahari dan peluh keringat yang membasahi tubuhnya. Ia terus saja menimba air dari dalam sumur dan memindahkannya ke dalam jeriken. Siang itu ia mengisi air untuk 17 jeriken berkapasitas 20 liter. Beberapa jeriken yang bocor disumbat dengan kain perca. Jeriken-jeriken itu lalu dibawanya ke beberapa pelanggan di seputar Kota Tanjungpandan. Musim kemarau yang melanda Belitung beberapa bulan belakangan memang mulai membawa dampak kekeringan. Meski belum dalam tahap terlalu parah, namun sejumlah warga mulai merasa kesulitan memperoleh bersih untuk keperluan mandi, cuci dan minum sehari-hari. Tidak hanya dua sumur itu yang diserbu warga. Beberapa sumber air lainnya, seperti kolong dan beberapa sumur yang masih menyisakan air, juga tidak luput diserbu warga mulai pagi hingga sore hari. Kolong Aik Kapsin dan Aik Sahari yang berada di kawasan Desa Perawas Dusun Air Raya Timur II misalnya, kini digunakan warga untuk keperluan mandi dan cuci. Sejak muncul aktifitas tambang inkonvensional (TI) di sekitar kawasan kolong tersebut, mutu air di kedua kolong itu tidak sebagus masa lalu. Namun, sejumlah warga sepertinya tidak terlalu menghiraukan kondisi tersebut. Sumur mereka sudah mengering, tidak ada setetes air bersih, hingga tidak ada pilihan selain menggunakan air yang ada. Sebelum TI bermunculan, warga Air Raya Timur II masih dapat mengandalkan Sungai Aik Kapal untuk keperluan mandi cuci. Namun, Sungai Aik Kapal kini telah tercemar lumpur, pekat, dan berbau. Kami berharap hujan segera turun. Air mulai sulit didapat. Sumur kami tidak berair lagi, keluh Nora, warga Desa Perawas. Warga Air Ketekok juga demikian. Mereka mengandalkan kolong bekas galian timah. Air kolong ini juga dimanfaatkan petugas pemadam kebakaran Satpol PP Pemkab Belitung untuk mengisi tangki mobil mereka. Kolong lainnya yang juga menjadi andalan sumber air adalah Kolong Keramik yang berada di Jalan A Yani Tanjungpandan, beberapa meter dari Kantor PLN Tanjungpandan dan Kantor Desa Lesong Batang. Air kolong ini meskipun tidak terlalu bersih, tapi setidaknya masih bisa dimanfaatkan warga untuk menyiram tanaman. Dalam kondisi ini, pelanggan PDAM Kabupaten Belitung masih beruntung. Hingga kini, namun mereka masih memperoleh pasokan air bersih dari perusahaan pelat merah tersebut. Dulu pelanggan PDAM Kabupaten Belitung memang sempat mengeluhkan keruhnya kualitas air ketika aktifitas TI marak di sumber air baku Kolong Air Serkuk. Tapi kini, ketika kemarau melanda Belitung, pelanggan PDAM Kabupaten Belitung justru bisa menikmati air bersih. (h4) Post Date : 02 Oktober 2006 |