Warga Batu Selira Kena Gatalan

Sumber:Banjarmasin Post - 29 Agustus 2005
Kategori:Air Minum
Kotabaru, BPost Ratusan warga Perumnas Batu Selira Pulau Laut Utara, sejak empat bulan terakhir menderita penyakit gatal-gatal. Diduga kuat akibat air yang mereka gunakan sudah tercemar.

Hampir setiap warga mengalami gatal-gatal hingga kulitnya menimbulkan koreng berair. Awalnya, warga menganggap penyakit tersebut sebagai gatal-gatal biasa, namun setelah berulang kali berobat tidak kunjung sembuh.

"Kami awalnya menyangka ini hanya penyakit biasa, namun setelah berobat ke dokter tidak kunjung sembuh, tetap saja gatal-gatal ini ada di badan saya, rasanya gatal sekali. Awalnya tumbuh seperti cacar tapi tidak banyak, setelah pecah akan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Pecahan koreng tadi akan membekas hitam dan merah di kulit," jelas Amad seorang warga sambil membuka baju memperlihatkan bekas gatal-gatal di punggungnya.

Amad memperkirakan, penyebabnya adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Pasalnya, setelah dirinya memberikan dethol (cairan antiseptik, Red) dalam bak air sebelum mandi, gatal-gatal akan hilang dari tubuhnya namun hanya beberapa hari.

Setelah itu apabila lupa memberikannya, gatal tersebut akan muncul lagi. Berbagai obat anti alergi kulit sudah pernah dicobanya, namun tetap saja gatal-gatal di tubuhnya tidak hilang.

"Satu-satunya sumber air bersih yang kami gunakan saat ini di sini dari PDAM. Tapi kami belum tahu pasti penyebabnya tapi bisa saja karena air leding. Kami berharap ada pemeriksaan dari Dinas Kesehatan, sehingga bisa diketahui penyebab penyakit gatal-gatal yang sangat mengganggu ini," tambahnya.

Tidak hanya Amad yang mengeluh, warga lainnya bernama M Idris (61) yang ditemui asyik menggaruk gatal berair di tubuhnya, juga mengeluhkan lambannya pihak terkait menangani penyakit tersebut. Dia mengaku sangat terganggu karena aktivitasnya sehari-hari selalu diwarnai aksi garuk-garuk tubuh.

"Gatal akan muncul kalau tubuh kita berkeringat, sehingga saya jarang mengenakan baju. Dimanapun saya berada, apabila rasa gatal itu datang saya akan menggaruknya. Tidak ada lagi rasa malu, karena saya tidak tahan menahan rasa gatal ini. Kalau dikatakan alergi makanan rasanya tidak mungkin, karena hampir semua warga perumnas ini yang berjumlah sekitar 300 kepala keluarga menderita penyakit ini," terangnya.

Sementara itu, warga lainnya Darton (42) mengaku sebagian mereka memang merasa malu sehingga tidak mengakui adanya gatal-gatal di tubuhnya. Meski sebenarnya semua warga terserang penyakit gatal-gatal tersebut.m1

Post Date : 29 Agustus 2005