Warga Bantaran Sungai Keluhkan Sampah

Sumber:Koran Sindo - 10 September 2012
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BANDUNG– Musim kemarau yang berlangsung panjang membuat sebagian sungai surut, bahkan kering. Kondisi itu diperparah dengan banyaknya warga yang membuang sampah ke sungai. 
 
Alhasil, menjadikannya tempat sampah terpanjang lantaran sungai dijadikan tempat sampah. Beberapa warga di bantaran Sungai Citepus dan lainnya di Kota Bandung mengeluhkan makin kotornya sungai akibat kesalahan masyarakat sendiri membuang sampah sembarangan.“Di daerah saya, arus air jadi kecil karena sungai banyak sampah yang tak terbawa atau malah menyumbat aliran,”ungkap Dani, warga bantaran Sungai Citepus, Pajajaran,Kota Bandung. 
 
Menurutdia,sebenarnya upaya warga bantaran Sungai Citepus untuk membersihkan sungai sudah dilakukan, namun masyarakat luar bantaran masih membuang sampah ke sungai. Sehingga dampaknya sampah tetap banyak di sungai yang juga tempat tinggal mereka. Kota Bandung sendiri memiliki luas 16.730 hektare dilintasi 15 sungai utama, dengan 32 anak sungai atau semua berjumlah kurang lebih 47 sungai. 
 
Sungai-sungai tersebut antara lain Cikapundung, Cipamokolan, Cidurian,Cicadas,Cinambo, Ciwastra, Citepus, Cibedug, Curugdogdog, Cibaduyut, Cikahiyangan,Cibuntu, Cigondewah, Cibeureum, dan Cinanjur. Keluhan warga bantaran sungai terkait kian hari kian menumpuk sampah di sungai-sungai selama musim kemarau ini rupanya belum ditanggapi serius oleh Pemkot Bandung. Padahal jika dibiarkan terusmenerus, dampak negatif seperti banjir sudah terlihat didepan mata,tepatnya di musim penghujan November mendatang. 
 
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Cece Hendrawan mengatakan, musim kemarau bersamaan dengan penumpukan sampah di sungai sebenarnya saat yang baik untuk Pemkot Bandung,khususnya Dinas Kebersihan untuk melakukan pengerukan ketimbang nanti di musim penghujan. “Ini menjadi pekerjaan ringan untuk Pemkot Bandung. 
 
Sampah yang ada sekarang akan terus mengendap hingga akhirnya menumpuk dan tak terbendung lalu memicu banjir. Belum lagi berbagai macam penyakit dan dipastikan mudah menyebar, sehingga warga Kota Bandung gampah terserang penyakit,”ungkap Cece. Cece mengatakan, Pemkot Bandung tinggal mengajak masyarakat untuk membersihkan sungai atau selokan-selokan. Dan untuk menarik minat warga, sebaiknya Pemkot Bandung memberikan bantuan berupa makanan ala kadarnya. 
 
“Bayangkan kalau harus mengeruk di musim saat hujan,biaya pengerjaanmakinmahalbisa sampai miliaran, tapi kalau sekarang tidak semahal itu,”ujarnya. Dengan kesadaran warga yang semakin meningkat, membuat sungai kembali berfungsi ke semula.Aliran sungai menjadi lancar dan antisipasi banjir pun dapat dilakukan. yugi prasetyo


Post Date : 10 September 2012